dinner.
-
Darrel membuka pintu ruangan studio didepannya ketika ia baru sampai bersama dengan Yendri, Asisten barunya itu, “Makan dulu makan dulu,”
“Yang gue sama Beyi mana bang?” ucap Jaffar berdiri menghampiri Darrel,
Darrel memberikan makanan yang ia dan Yendri beli tadi ke masing-masing orang yang berada diruangan itu, memang cukup ramai malam ini karena yang dibahas memang merupakan hal yang cukup riskan untuk Drea Band terlebih lagi setelah 1 setengah tahun mereka tidak mengeluarkan album baru mereka,
Zhao sibuk memberikan beberapa jamur yang ada dimie ayamnya ke sterofoam Devano yang berada disampingnya,
Harvey menggelengkan kepalanya, “Tadi mah lu mesen mie ayam biasa aja woo, jangan mie ayam jamur,” ucap Harvey kepada perempuan didepannya itu,
“Ya kan gue lupa pe, lagi ribet juga tadikan jadinya iya iya aja,”
“Maafin ya woo, gue lupa kalo lo gak bisa makan jamur,” ucap Darrel seraya meminum es teh manisnya,
“Santuy bang, ada Vano kok yang mau nampung” Zhao langsung terkekeh ketika Devano melihatnya dengan tatapan tajam,
“Kalo udah pada kelar kabarin ya, gue nyebat dulu. Abis itu kita coba langsung test record yaa,” Rino mengucapkannya seraya sambil berlalu keluar ruangan bersama dengan Edgar, Alvaro dan Wira,
Fajar menyenggol sedikit lengan Harvey, “Gak nyebat lu?” ucapannya langsung dibalas dengan gelengan kepala oleh Harvey,
“Gak dibolehin doi sama mba gebetan,” ucap Bernand meyambar obrolan mereka berdua, yang langsung membuat semuanya tertawa,
“Halah gak bakal bertahan lama dia mah, ya gak pe?” ucap Jaffar sambil berdiri lalu mengeluarkan kotak rokok yang ada dikantongnya, “Pegang dulu ya Bey, rokok gak lo?” tanya Jaffar kepada Devano yang sedang membantu Zhao merapikan beberapa bekas makan yang lain,
“Entar aja lah abis record,” jawab Devano kepada Jaffar yang langsung membuat Jaffar berlalu,
Yendri mengeluarkan vapenya dari dalam kantongnya, “EHHHH!!!” Darrel menahan tangan Yendri yang siap menghisap vapenya itu, “Jangan disini ntar dimarih noh,” ucapnya lagi seraya menunjuk Zhao dengan dagunya,
“Eh sorry sorry gak tau gue, sorry ya Zhao,” Yendri meminta maaf kepada Zhao yang langsung dibalas dengan anggukan dan kekehan oleh Zhao,
“Awoo aja bang manggilnya kaya kita,” ucap Harvey kepada Yendri,
“Kaya kita kaya kita, itu harusnya panggilan sayang gue ya buat dia,” Devano mengucapkannya sambil berdecih kesal,
“Cowok lo koplo banget,” ucap Fajar seraya membuang bungkus makanannya,
-
“Kayanya yang tadi lo bisa lebih keluar lagi deh suaranya,” ucap Zhao dari mikrofon yang tersambung kedalam studio rekaman didepannya, yang langsung dibalas acungan jempol oleh Harvey,
Disisi lain Fajar, Devano, Marcello, Jaffar dan Bernando berlatih guna memanaskan pita suara mereka,
“Abis ini siapa? Oh Devano ya? Abis itu barengan kan ya?” ucap Rino yang langsung dibalas anggukan oleh semua orang yang dimaksudkannya,
Setelah semua mencoba untuk take vocal sekaligus mencoba mendengarkan bagaimana kualitas dari nada, aransemen serta lirik yang menyatu didalam beberapa lagu yang akan dirilis nanti,
“Udah oke sih, gimana menurut lu semua?” Alvaro melihat kearah semua orang yang berada didalam studio itu, didepannya ada ke tujuh member Drea Band yang keempatnya duduk disofa dan tiga orang lainnya duduk dilantai, lalu disampingnya duduk kedua manager mereka, Darrel dan Yendri, sedangkan Rino dan Wira berada disamping Alvaro, dan Beyi juga Zhao tentu berada disamping pasangan mereka,
“Coba bang Yen sama bang Darrel, gimana menurut lo? Maksudnya untuk seorang yang awam ya,”
Darrel menyenggol lengan Yendri mengkode bahwa dia yang menjawab duluan, “Kalo kata gue sih, udah oke banget, maksudnya dari nada, suara, lirik terus aransementnya juga udah oke banget,”
“Gue setuju sih sama Yendri, tapi mungkin dibeberapa part lo semua masih pada bisa improve sih biar agak lebih oke dan agak poles poles dikit buat aransementnya,” ucapan Darrel membuat para anggota Drea Band dan Alvaro mengangguk setuju,
Merekapun melanjutkannya dengan mengobrol beberapa hal tentang persiapan lainnya,