third chapt. —
Rama menghela napasnya, lalu menengokan arah pandangannya keseorang anak laki-laki berkaos hitam dengan celana pendek abu-abunya, “Mas Rama, mas Daven dan mas Kayvan cuman mau nitip itu aja yo sama kamu. Disini kan kamu tuh yang paling tua diantara Edhan, Aydhan, Affan sama si kembar jadinya ya apa-apa pasti kita itu ke kamu, mungkin emang kesannya berat tapi kan kamu juga ga sendiri kan,” ucap Rama yang masih menatap adik laki lakinya itu, Basudeo atau yang lebih akrab disapa Deo.
Deo menganggukkan kepalanya, dengan masih berada diposisinya yang menundukkan kepalanya itu, “Iya mas, Deo paham kok gimana,” ucapnya dengan suara sedikit pelan, ia pun merasakan pundaknya ditepuk dan punggungnya diusap oleh lelaki jangkung yang sudah berdiri didepannya,
“Yaudah ayo, makan malam,” ucap Rama seraya menepuk pundak Deo sekali lagi,
Aidan menghela napasnya untuk yang kesekian kalinya, membuat Avanesh dan Domicia yang mendengarnya hanya bisa menahan tawanya, “Alesh bukain dong, ini mas Ayi udah beliin kokumii buat Alesh,” ucap Aidan seraya masih setia mengetuk pintu coklat didepannya,
“Iya lesh, kasian ini si mas Ayi udah sedih banget mukanya,” tambah Anesh mendukung Aidan agar saudara kembarnya ini mau memaafkannya.
Beberapa saat kemudian suara kenop pintu terdengar, dan sosok yang ditunggupun akhirnya keluar, “Makanya mas Ayi tuh kalo apa-apa tanya dulu kek, jangan ngasal, kitakan punya grup, buat apa kalo gak digunain,” ucap Ailesh dengan suara serak khas orang yang baru selesai menangis,
Aidan menengok kearah Domicia yang mengeluarkan kata-kata senang tanpa bersuara, karena Aidan lagi-lagi berhasil diomeli oleh adiknya yang paling kecil ini, “Iyaiya maafin mas Ayi ya, janji deh gak lagi,”
Aileshpun menganggukan kepalanya, “Yaudah terus mana kokumii sama soursallynya?” ucapan Ailesh langsung dibalas tarikan tangan dan dorongan kecil dari arah belakang pundaknya,
“Dibawah, sekalian makan malam,” ucap Aidan yang langsung dibalas anggukan kepala lagi oleh Ailesh,
Merekapun sampai keruang makan keluarga yang sudah dipenuhi oleh saudara mereka yang lain,
Rama melihat mata adik paling kecilnya itu sedikit sembab, lalu langsung menatap tajam ke arah Aidan, “Hehe gak sengaja mas, tapi udah damai kok, ya kan lesh?” Aidan langsung menengok kearah Ailesh yang hendak meminun minumannya itu, dan langsung menganggukkan kepalanya,
“Jangan suka kebiasaan makanya Ay iseng-iseng gitu,” ucap Davendra yang berjalan dari arah ruang keluarga bersama Kayvan.
“Kok ak-”
“Iy-”
Aydhan dan Aidanpun saling melempar pandangan dan mendenguskan napasnya, “Mas Daven kalo manggil tuh yang bener dong, Ayi atau Aydhan,”
“Ya kalo lo kan jarang banget ngisengin si kembar, malah bucin banget sama mereka,” Affandra bersuara menimpali ucapan Aydhan kepada Davendra itu,
Rama hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan para adik-adiknya ini, “Udah udah ayo makan, eh tapi si Arvel belum pulang?”
“YOHOOO PRINCE ARVEL PULANG,” suara laki laki dengan kaos putih dan kemeja coklat diluarnya itupun berhasil membuat seluruh pasang mata yang ada diruang makan keluarga Kentara mengarah kepadanya,
“Nih soursally,” Arvel langsung memberikan kantongan kertas itu kepada Aidan dan langsung berlalu,
Aidan pun langsung mengopernya kepada Ailesh yang langsung menyambarnya, “Thankyou,” ucap Ailesh kepadanya.
“Nih mas Deo,” ucap Ailesh seraya memberikan kantongan kertas dari Aidan kepada Deo, “Terimakasih sudah berjuang,”
“ASAAA!!! THANK YOU THANK YOU,” ucap Deo dengan suara gembira seraya menggoyangkan kantongan tersebut,
“Kata eyangki sama eyang putri sih berbagi itu indah, ye gak ay?” ucap Edhan seraya menyenggol pundak dari kembarannya yang berada disampingnya,
“Betul betul, lagian ya itu 500ml kalo lu makan semua, otak lu makin beku pasti,”
“Iya ntar jadi makin gak bisa mikir,” Affandra menimpali ucapan Aydhan, dan langsung dihadiahi pukulan kecil dikepalanya oleh Domicia,
“Kalo ngomong sembarangan aja,”
Dan mereka semuapun menghabiskan makan malam mereka seraya bercerita tentang kegiatan mereka masing masing, terkecuali para anak tertua yang menyimpan cerita mereka dengan diri sendiri.