The third clan family of Kentara. 17 May 2024, 19.57
Suara merdu Jimmy Brown melantunkan lagunya yang berjudul I got you menguasai seluruh ruangan sempit dalam mobil porsche taycan hitam yang sedang dilajukan oleh seorang laki-laki dengan kemeja hitam pendek dan jeans yang memiliki banyak sisi yang robek itu, “Lo selalu gitu ya, Fand?” ucap lelaki itu kepada manusia disampingnya yang masih sibuk fokus pada layar datar lebar miliknya.
“Maksudnya?” ucapnya dengan menengokkan kepalanya kearah saudaranya itu.
“Ya itu, lo kalau kuliah harus pake kemeja or polo shirt gitu? gak boleh jeans juga kan?” pertanyaan beruntun itupun hanya dibalas dengan deheman saja, “Terus kalau gak pake itu gimana?”
“Ya dikeluarin lah, Basudeo, gak boleh masuk kelas. Lo kenapa tiba tiba nanya gitu sih?”
“Ya enggak gue baru ngeh aja, lo tiap ngampus kemejaan mulu kalo gak polo shirt terus pake jaket kaya sekarang, celana juga bahan mulu.” ucap Basudeo, yang sesekali melirik kearah saudara kembarnya itu seraya membelokkan stir kemudinya kearah kanan, “Tapi iya sih gue juga kadang kalo sama dosen ribet atau dosennya lagi caper ya kaya gitu.”
“Ya makanya lo suka minjem kemeja gue kan kalo tiba-tiba dosen lo nyuruh pake kemeja?”
“That's right baby, untung lo selalu sedia spare kemeja atau polo shirt dimobil. Eh, ini lewat sini kan ya, Fand? coba liat mapsnya, Fand, itu yang dikasih sama mamih tadi.” ucap Basudeo dengan masih melihat kearah depannya dan memelankan laju mobil yang dibawanya.
“Lewat sini bener, terus belok kiri nanti didepan, tempatnya sebelah kanan sih dimaps mah.” Affandra ikut memperhatikan jalanan didepannya yang semakin lama kian menyempit karena mobil yang mereka lajukan harus memasukki gang yang hanya bisa dimasukki oleh 2 mobil dalam bersisian itu, “Mamih kenapa suka banget makan ditempat hidden hidden begini sih?”
Basudeo terkekeh sebentar kala mendengar keluhan dari kembarannya, padahal kembarannya itu hanya harus duduk manis saja, “Ya lo kan tau sendiri bapak sama abang lo kaya apa. Udah si pak Mario sama mas Kay gak suka rame, udah gitu ditambah mas Kegan, yang ada dimintain foto deh dia.”
Affandra menghembuskan napasnya secara perlahan, benar juta kedua masnya itu tidak bisa jika makan ditempat ramai, karena tuntuttan pekerjaannya, tetapi untungnya masnya yang satu lagi, Aidan Zavier Kentara, hanya seorang pemilik bengkel ternama yang kini telah tersebar sampai kebanyak kota besar dan kecil di Indonesia, bahkan gilanya ia mau memberanikan diri membukanya dibeberapa negara, dan itu tentu didukung jelas oleh Papihnya, Mario Hendra Kentara.
Keluarga ketiga dari keluarga besar Kentara ini memang sangat terkenal dengan sifat tertutup mereka, mereka sangat tidak suka jika nama mereka selalu disorot oleh media, kecuali anak kedua mereka, Kegan Ayundra Kentara, pembalap motogp terkenal dan terbaik dikelasnya, mereka sangat berbeda dibanding keluarga-keluarga di keluarga besar Kentara, hanya mereka yang tertutup, karena sepertinya itu juga didukung oleh peran seorang Yura Keisha Rimoar, seorang putri tunggal dari salah satu putra kerajaan brunei yang berhasil meminang seorang putri pengusaha berlian dari korea, Ayahnya merupakan seorang saudara kandung dari raja yang saat ini menjabat disana, sedangkan ibunya merupakan seorang wakil direktur dari perusahaan berlian terkenal dikorea selatan, Rimora Jewellry. Perjalanan cinta keduanya sungguh tidak mudah, apalagi melihat seorang Mario yang tidak mempunyai keturunan bangsawan, dan ketiga saudaranya yang semuanya kompak menikahi seorang public figure, yang memang merupakan seorang model, aktris, dan seorang CEO dari sebuah stasiun televisi, maka dari itu kini Kentara Group menjadi perusahaan raksasa di asia.
Beberapa menit berselang, ketujuh dari orang berada didalam ruangan yang cukup luas dengan aksen eropa modern itu tak habisnya berbincang dan tertawa, kehidupan mereka memang sangat sederhana dan tentram, apalagi mengenal keluarga ini lah yang merupakan pelindung dari seluruh keluarga besar Kentara, sehingga tidak diragukan lagi keamanan yang mereka gunakan, “Besok pokoknya jangan ada yang bangun kesiangan deh. Idan, sama Kegan awas aja ya.” ucap wanita dengan paras menawan dan tatapan yang ia usahakan setajam mungkin.
Yang namanya tadi disebutpun hanya bisa tersenyum dan memeluk tubuh mungil dari ibu mereka yang biasa mereka panggil sayang dengan panggilan Mamih itu, “Iya mamih siap. Lagian kan si Affand mau ke rumah sakit dulu.”
“Kan aku nyus-”
“Enggak, jangan Fand. Bareng aja, kita nungguin kamu.” suara tegas dari mas pertama Affandrapun memotong kalimatnya, Affandra, Kegan, Aidan dan Basudeo yang mendengar itupun hanya bisa setuju pada apa yang dikatakan Kayvan, mereka terbiasa manut dengan perkataan kakak tertuanya itu, karena mereka sangat tahu apa yang dikatakan Kayvan selalu berhubungan pada keamanan mereka. “Pokoknya nanti barengan berangkatnya ya, besok mas Kayvan juga mesti pergu dulu kok, nanti pake mobil yang seperti travel itu aja ya pih? yang seatnya ada 10 itu. Bawa supir aja kan?” Mario yang namanya disebutpun hanya menganggukkan kepalanya dengan masih menatap layar telepon genggamnya
Mario menyesap kopinya sebentar, “Kayvan, bodyguard sudah dikirim semua ke rumah para om kan? terus untuk yang dirumah eyang uti gimana?” ucap Mario dengan tatapannya tegas itu.
Kayvan menganggukkan kepalanya, “Sudah semua kok, kan yang berangkat dengan satu mobil itu keluar om Dion dan om Kevin, jadi pengawalannya itu satu didepan mobil, satu dibelakang mobilnya, isinya 3 bodyguard dimasing-masing mobil, terus untuk om Yusril sama sih seperti itu, nah karena tante Yohana sama mas Daven nyusul jadi sepertinya yang akan ada tambahan personil dimobil yang ditumpangi mereka gitu jadi pengawalannya seperti tadi, terus ditambah 2 orang berjaga ikut mobilnya. Yang dirumah eyang uti, udah dari tanggal 13 stand by disana kan harus periksa semuanya juga soalnya eyang kan gak pernah kesana dari awal bulan katanya, jadi ya semuanya dibersihkan dulu, terus nanti yang stand by sampe akhir, ada sekitar penambahan 10 orang sih, Pih, tapi itu juga ditambah sama yang ngawal Om-om sama tante kan, jadi ya cukuplah, disana juga udah ada keamanan 6 apa 7 orang gitu.”
Basudeo hanya bisa berdecak dengan heran secara pelan, ia masih lumayan kaget kala mas Kayvan dan Papihnya itu mulai memainkan peran sebagai pelindung keluarga besarnya, tapi ia juga tidak heran mengapa mereka begitu ketat, bagaimana tidak, dalam keluarga om pertamanya, Om Dion, terdapat 3 CEO perusahaan ternama, om Dion selaku CEO Kentara Group saat ini, mas Ramadella, selaku CEO The Ameir Hotel Company, dan tante Ella, yang merupakan CEO dari stasiun TV terkenal, NNTV. Lalu pada keluarga om keduanya, terdapat 1 CEO agency terkenal, yaitu Om Yusril, dan 3 artis terkenal yang kini nama dan wajahnya selalu terpampang pada papan iklan dipinggir jalan atau papan iklan pada mal mal ternama berkerja sama dengan banyak brand terkenal, tak hanya itu tak jarang juga ia menemukan tante dan 2 saudara sepupunya itu mengambil peran pada film-film box office. Sedangkan yang terakhir, saudara kembar dari ayahnya, om Kevin, merupakan CEO dari K+ Foundation dan seorang dokter specialis terkenal, sebuah yayasan yang menaungi 50 rumah sakit besar, dan 70 sekolah international yang berada dicakupan asia, dan juga tante Rene, seorang model dan aktris tak kalah terkenalnya dengan tante Yohana. Basudeo meneguk minumnya lagi seraya mulai memikirkan akan seperti apa dirinya nanti, akankah menjadi pebisnis seperti mas pertama dan ketiganya, atau menjadi atlit atau public figure terkenal seperti kakak keduanya, sedangkan saudara kembarnya ia sudah mantap akan mengabdikan dirinya untuk para pasiennya nanti, saudaranya itupun mulai terinpirasi setelah melihat betapa kerennya om dan kakak sepupunya.
Makan malam dari keluarga ketika dari keluarga besar Kentara itupun semakin berlarut dengan obrolan tentang beberapa bisnis dan keseharian para anggotanya, tentunya dengan diselingi dengan tawa yang ringan.
18 May 2024, 15.43
Mario Hendra Kentara kini sedang memperhatikan kearah satu persatu anak laki-lakinya yang saat ini sedang memenuhi ruang tengah dari rumahnya, posisi Kegan yang setengah tiduran, dibawahnya ada seorang Aidan yang sedang iseng menulis beberapa pertanyaan untuk Sava karena keingin tahuannya, dan terakhir seorang Kayvan yang masih duduk dengan tegak dengan tatapan kosong dan masih memegang pasportnya, iya, Kayvan baru saja sampai dari perjalanan singkatnya ke singapura untuk tanda tangan beberapa kontrak kerja, dan yang membuat dirinya saat ini terdiam dengan muka memelas dan tatapan kosongnya ialah karena ia lupa membawa 3 tas belanja yang isinya titipan dari ibunya itu, 3 tas itu sepertinya ia tinggalkan dilounge bandara disingapura, dirinya telah diam saja kala kedua adiknya yang memang terkenal paling jail itu mentertawakan dan mengejeknya, “Udah Kayvan, kan tadi papih udah hubungi Adnan, minta tolong hubungin Sergio yang di botulinum singapore untuk mengecek ke bandara, pasti disimpen sama pihak loungenya kok.”
“Ih enggak tau, Pih, bisa aja diambil sama tamu lain, mana itu ada Bottega yang udah dipengen banget sama mamih dari 2 bulan lalu.” bunyi pukulan keras langsung terdengar dari arah bahu Aidan yang kini seakan kesakitan itu padahal dirinya hanya merasa terkejut saja, “SAKIT MAS!!! pake kekerasan nih sama adeknya!” ucapannya langsung dibalas juluran lidah dari seorang Kayvan, sedangkan Kegan yang masih sibuk dengan telepon genggamnya hanya ikut mentertawakan saja, ia sudah puas tadi meledek Kayvan hingga lututnya digigit oleh Kayvan tadi.
Suara riuh rendah pada rumah keluarga ketiga itupun semakin ramai kala Basudeo telah pulang, dan semakin ramai kala ibu mereka, Yura Keisha Rimoar telah keluar dari ruangan khusus perawatannya didalam rumah itu, yang membuat seluruh adik dari Kayvan Tian berlomba-lomba untuk mengadukan apa yang terjadi, dan akhirnya suara hingar bingar itupun berlanjut hingga mereka melaju menuju kediaman keluarga besar Kentara disentul itu.