The second clan family of Kentara. 17 May 2024, 20.45


Polo shirt hitam kedua yang kancing atasnya dibiarkan terbuka dipadukan dengan celana pendek berwarna senada sangat melengkapi penampilan seorang lelaki yang saat ini setengah berlari kearah mobil mini cooper dengan warna merah menyala itu, “Why you bring this car sih?” ucap lelaki yang baru saja memakai sabuk pengamannya dan membenarkan tatanan rambutnya yang sedikit tertiup angin tadi.

Pria disebelahnya berdecak sebentar, “Udah lama gak dipake ini tuh, Dom, mumpung balik kerumah jadi sekalian mau diganti sama porsche or bmw yang dirumah aja.” ucap kelaki dengan lesung pipi itu, “Lagian lo tinggal duduk aja, ribet banget dah.” Arvel Julian mengucapkannya seraya memutarkan stir mobil digenggamannya, lalu keluar dari pekarangan parkir kampus tempat saudara kembarnya mengajar itu.

“Tadi gue dikir dijemput sama cewek, gara-gara lo pake cooper.” Domicia mengucapkannya seraya memfokuskan pandangannya kearah layar lebar didepannya, “Eh nanti pickup dulu ya, gue tadi pesen boba sama croffle gitu. Tinggal ambil.” ucapannya itu langsung dibalas anggukan oleh saudara kembarnya.

“Udah kali Dom kerjanya, masih ada hari esok anjir. Lagian lo malem-malem gini ke kampus dah, mana santai banget bajunya”

“Tadi tuh gue cuman mau ngecek loker gue sama ngobrol beberapa hal sama si dosen satunya, terus juga ini gue tinggal upload soal ujian doang anjir sama upload ppt ajar di gdrive, biar besok tuh gue bebas gitu, tinggal minggu kirim link gdrivenya deh.” dan lagi ucapannya hanya dibalas anggukkan oleh orang disebelahnya.

Waktu yang mereka tempuh tak terasa lama karena malam ini tidak tahu mengapa jalanan yang mereka lewati sungguh lenggang, kedua lelaki itupun memasukki kediaman keluarga mereka, disambut dengan beberapa sapaan dari para pekerja rumahnya, lalu keduanyapun saling berpisah melanjutkan kegiatan yang hendak mereka lakukan.

Domicia mengetuk tiga kali pintu yang berada didepannya, kala sautan sudah ia dapatkan dari balik pintu, ia langsung menekan knop pintu didepannya, “LOH? KOK MAS DOMI DISINI?” suara sedikit berat itu langsung menyambutnya kala ia menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

“Emang mas Domi gak boleh pulang? Adek lagi apa? Anesh udah pulang juga kan?” ucap Domicia seraya masuk kedalam kamar adik bungsunya,

“Tadi Anesh sama Alesh pulang bareng kok, tapi sepertinya tadi Anesh langsung tidur saat aku makan. Dad tadi telfon dad nungguin mom sama mas Daven, terus mereka dinner diluar.” ucap Ailesh dengan masih menatap layar komputer didepannya, dan tanpa sama sekali menatap masnya yang ia sudah tahu pasti telah duduk diatas tempat tidur yang kasurnya dibalut oleh seprai hijau tua.

Bunyi knop pintu yang dibuka sedikit keras menginstrupsi mereka, “Hey boy, lagi ngapain kamu?” senyuman lesung pipi yang sedikit lebar itu langsung muncul tepat didepan pintu kamar Ailesh,

“Kalian kenapa tiba-tiba pulang deh? katanya besok mau nyusul.” itu suara Avanesh yang baru saja muncul disela tangan dari masnya yang sedang bersandar pada tembok disampingnya, suaranya masih terlihat lemah seperti orang yang baru saja bangun dari tidurnya, “Why mas Arvel yang bangunin aku? Kenapa gak you aja mas?” Avanesh mengucapkannya seraya menatap kearah depannya, tempat dimana kembaran seorang Arvel sedang duduk diatas tempat tidur dari Ailesh, Arvel yang mendengar itu langsung mengacak rambut adiknya itu dengan gemasnya, “IHH KUSUT NANTI RAMBUT KU!” protes Avanesh yang memang sedang berada disampingnya, bersender pada tembok yang menjadi tumpuan Arvel pula.

“Udah udah, eh mas itu bawa kokumi dek sama croffle dear butter kesukaan kalian.” suara Domicia menengahi pertengkaran kecil antara adiknya dengan kembarannya itu.

Topping caramel coklat?”

“Iya. Topping caramel coklat.” itu suara Arvel yang menjawab pertanyaan dari Ailesh yang masih memperhatikan layar komputer didepannya, “Adek lagi apa sih? Sibuk amat.” ucapnya yang langsung dibalas dengusan sebal oleh adik bungsunya itu.

“Ih nih.” Ailesh mengucapkannya seraya memutar layar yang tadi berhadapan dengannya, “Tugas bikin poster, aku tuh bingung banget dari tadi mau gimana designnya.” ucapnya yang langsung menutup beberapa aplikasi yang tadi ia buka, “Udahlah, sepertinya aku butuh asupan dulu, biar idenya keluar.” ucapnya seraya berdiri dari kursi abu-abu yang ia duduki selama satu setengah jam itu.

Kedua mas dari Ailesh dan Avanesh itu hanya saling tatap dan langsung tertawa kecil memperhatikan kedua adiknya, yang menurut mereka masih tidak banyak berubah walau mereka kini telah berada dibangku kuliah semester 5 itu.

Suasana ruang tengah dari keluarga kedua dalam keluarga besar Kentarapun terlihat cukup ramai, sayup sayup suara televisi yang sedang menampilkan film animasi marvel dan juga perbincangan kecil yang beberapa kali mengundang tawapun kian menghiasi suara dalam ruangan tersebut.


18 May 2024, 09.08

Suara langkah kaki yang beriringan terdengar sampai ke ruang makan yang berada dikediaman Yusril Adrian Kentara ini, ia sudah tahu siapa yang akan muncul dihadapannya, ya siapa lagi kalo bukan dua pasangan kembar putranya itu, “Good morning boys.”

Good morning, dad.”

Morning, dad.” sapa bergantian dari keempat pemuda yang baru saja masuk ke ruang makan yang diominasi warna putih itu.

Where's Mom and mas Daven?” ucap Arvel seraya duduk pada tempatnya.

“Sudah berangkat sedari jam 8. Mereka ke sentulnya nyusul nanti, jadi nanti kita hanya berlima saja ya.” ucap Yusril menjelaskan kepada para putranya itu, yang langsung dibalas anggukan serempak dari mereka.

“Tapi mereka bakal dianter pak Aji kan, dad? Maksudnya biar bisa pulang bareng gitu.” ucap Domicia seraya mengoleskan selai kepada roti yang akan ia berikan kepada kedua adiknya yang saat ini sibuk berdebat tentang sesuatu yang ada pada layar telephon genggam dari Ailesh. Ucapan Domicia langsung dibalas anggukkan oleh Dad-nya itu.

Ailesh mengucapkan terimakasih kepada Domicia dan pekerja dirumahnya yang baru saja menuangkan susu kedalam gelasnya, “Terus kita mau berangkat jam berapa? After lunch?” Ailesh mengucapkannya seraya memasukkan rotinya kedalam mulutnya.

“Ih Alesh remahannya kemana-mana, ditadahin dong, Lesh.” ucapan protes Avanesh langsung mengundang gelengan kepala dari ketiga orang yang lebih dewasa dari Ailesh dan Avanesh,

“Sebelum lunch aja ya? Sekitar jam 11 aja, gimana?” ucapan dari pemegang kekuasaan dirumahpun langsung dibalas anggukan serempak lagi.

Lunch dimana kita?”

“Di rest area ajalah, biar lebih gampang.” ucap Domicia yang langsung disetujui oleh keluarganya itu, “I'll drive, dad. Pake yang pajero hitam aja ya? kita gausah bawa apa-apa kan? I mean beberapa baju kan ada dirumah yang setul.”

“Iya. Yang lain juga pasti gak pada bawa baju, paling juga itu baju-baju kita udah dilaundry sama eyang uti.” Yusril mengucapkannya seraya meminum air didepannya.

Dan obrolan yang cukup hangat didalam ruang makan keluarga kedua itupun mengisi keseluruhan kegiatan pagi mereka semua sebeleum mereka berangkat menuju rumah sentul keluarga besar Kentara.