The last clan family of Kentara. 17 May 2024, 18.47
Suara obrolan ringan dari arah dapur rumah keluarga keempat atau keluarga terakhir dari keluarga besar Kentara itupun mencuri perhatian dari seorang perempuan yang baru saja masuk kedalam rumah itu, dengan masih mengenakan pakaian santai namun rapihnya itu ia memasukki area dapur, kini ia melihat keempat punggung seseorang yang ia kenali, punggung pertama merupakah seorang laki-laki dengan postur paling tinggi diantara yang lain, balutan kaos biru dengan celana pendek khas rumahan melengkapinya, perempuan itupun sudah menebak bahwa itu adalah punggu dari saudara laki-lakinya, sedangkan punggung kedua disampingnya, dress rumahan berwarna terang dengan rambut kecoklatan yang diikat keatas melengkapinya, dan ia pastikan itu pasti punggung ibunya, setelah ia menerka kedua lainnya yang ia pastikan adalah pekerja yang membantu keduanya, dengan tanpa aba-aba ia langsung memeluk pinggang sang ibu dari belakang, “Cape..” ucap Alsava Dayana mengeluh kepada sang ibu.
Saudara laki-laki disampingnya, Alfa, hanya berdecak dengan remeh ketika mendengar keluhan kakaknya itu, “Mba awas ih itu mamah susah jadinya, kalau luka nanti gimana?” Alfa memberengut kepada kakaknya itu dengan tanpa berbicara lagi ia mulai menggantikan kerja ibunya yang memang sedang memotong beberapa bahan masakkan,
Sang ibu, yang memang sudah terbebas dari pekerjaannya tadi, mulai melepaskan kain pelindung untuk memasaknya, dan membalikkan tubuhnya yang masih dirangkul itu, “Mba, lepasin dulu ini badan mamah, apronnya biar lepas dulu .” ucap sang ibu yang langsung membuat anak perempuan didepannya mengerucutkan bibirnya, Irene Luna Ardipaja yang merupakan ibu dari keduanya itu langsung menyentil ringan dahi perempuan muda didepannya, “Kaya anak kecil aja. Sini peluk sebentar, habis itu ganti baju ya. Tadi diantar pulang sama siapa? Beno?” pertanyaan dari Irene langsung dibalas anggukan oleh Alsava, yang langsung mengundang ledek-ledekkan jail dari mulut adik laki-laki disampingnya dan perdebatan didalam area dapur itupun tidak terhindarkan, Irene membiarkan perdebatan itu menjadi sebuah suara latar yang menemani dirinya bekerja menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Irene Luna Ardipaja, memang terkadang tak pernah mempermasalahkan perdebatan antara kedua anaknya selama itu tidak terjadi melebihi batas dan tidak berlansung lama, ia percaya bahwa kedua anaknya saling menyayangi, dan perdebatan itu juga bisa menjadi sebuah simbol bahwa mereka saling memperhatikan satu sama lain.
Obrolan ringan yang dihiasi tawa ringan pada meja makan keluarga terakhir dari keluarga besar Kentara itupun mengisi penuh ruangan yang mereka tempati, beberapa pekerja yang masih membantu saat makan malam itu terkadang ikut kedalam obrolan ringan dan canda serta tawa ringan mereka, membuat suasana semakin menghangat, “Eh mba, aku tuhkan kemarin mesen kue tape sama pudding hias hias gitu ya ke tante Syani, ituloh bakery langgan mamah yang kata Alfa kue muffinnya enak, terus masa ya disuruh ngambilnya kealamat cafe deket univ kamu itu kak, apa sih namanya tuh Bentala Coffee kalau gak salah.” ucapan dari mamahnya itu sukses membuat Alsava tersedak dan Alfa yang mengetahui mengapa langsung memberikan minuman kepada kakaknya itu dengan sedikit senyuman jahil diwajahnya.
“Jangan grogi gitu dong mba, tau kok dunia jadi sempit banget gini.” Alfa langsung mendapatkan pukulan kecil dibahunya, dan langsung membuat suara tawanya semakin pecah.
“Alfa suara ketawanya besar sekali, kenapa sih dek?” ucap laki-laki dengan suara tegasnya kepada anaknya itu, Kevin Hendra Kentara yang sedari tadi hanya memperhatikan anak dan istirnya mulai memberikan atensi lebihnya saat tawa Alfa pecah semakin besar.
“Kenapa sih dek?” ucap Irene semakin selidik, membuat tatapan tajam Alsava kearah Alfa semakin intens pula.
Kedua pipi besar Alfa semakin tertarik, membuat kedua matanya seakan menghilang, “Haha itu aduh haha lucu banget, dunia sempit banget ya, itu Bentala itu coffeeshop pacarnya mba, si kak apa mas ya aku manggilnya ya pokoknya dia deh si Beno Beno Joshua itu.” ucap Alfa yang langsung mendapatkan pukulan kecil lagi dibahunya itu.
“Hus adek gak sopan ah, Bena Beno Bena Beno, mas Beno gitu manggilnya, dia seumuran mas Arvel tau.”
“Ya gak hapal namanya mba, elah maap.” ucap Alfa sedikit dibuat seperti jengkel, kedua orang tua dari muda dan mudi itupun hanya bisa menggelengkan kepalanya.
“Ya gitu pokoknya mba, itu mamah minta tolong ya ambilkan, jadi gampang kan berarti itu ambilnya, pasti besok kamu diantar pulang lagi kan sama Beno?” Ucapan Irene berhasil membuat kalimat ledekkan dari mulut Alfa keluar kembali, dan kini tidak hanya Alfa, tetapi ayah mereka atau yang biasa mereka sebut papah itu juga ikut meledek kearah Alsava, membuat malam ini muka Alsava memerah terus menerus seperti kepiting rebus.
18 May 2024, 10.03
Alsava Dayana Kentara, siapa yang tidak mengenal dirinya dipenjuru jurusan ilmu komunikasi universitasnya, dengan wajah rupawan dan gaya berpakaian yang menawan, siapa saja pasti akan terbuai dengan penampilannya, dirinya terus tersenyum dan membalas sapaan-sapaan beberapa orang yang mengenalnya sepanjang ia berjalan dari mulai keluar lift gedung jurusannya itu hingga kedepan pintu masuk dari jurusannya, berjalan sedikit cepat kearah mobil SUV land cruiser terbaru yang sukses mengundang minat pandang dari beberapa orang disana, apalagi dilengkapi dengan seseorang yang berada didepan mobil tersebut dengan menggunakan kacamata hitamnya.
Alsava mengembuskan napasnya sebentar, lalu menggelengkan kepalanya, seseorang didepannya belum menyadari kehadirannya, dan ia sangat mengenal bahwa seseorang didepannya itu sangat tidak peduli dengan sekitarnya, sepersekian menit akhirnya mata mereka bertemu, Alsava tersenyum manis kala yang didepannya juga tersenyum tak kalah manisnya, “Harus banget nunggu didepan mobil gini?”
Orang yang Alsava tuju itupun hanya tertawa ringan, penampilannya saat ini merupakan penampilan tebaik untuk ditunjukkan kepada perempuan pujaannya yang kini sudah berada didepannya, kaos putih dengan dibalut outer seperti kemeja berawarna coklat dan celana jeans itu, “Aku takut kamu gak tau mobil yang mana, akukan pake yang ini sekarang.” ucapnya seraya menyentuh bagian depan mobilnya, dan juga berlalu mengiring pergerakan tubuh perempuan yang tadi didepannya kedepan pintu penumpang disebelahnya, membukanya dan mempersilahkan perempuannya itu masuk, tentunya dengan perlakuan tambahan kecil seperti melindungi kepala perempuannya itu dari benturan atas mobil sampai merapihkan karpet dibawahnya yang bergerak kala sang nona menginjaknya. Semua, semua ia perhatikan guna membuat gadis itu nyaman.
Nyayian dari suara seorang Joe Jonas dan kedua saudaranya melengkapi perjalanan mereka, Alsava Dayana terus-terusan ikut melantunkan lagu berjudul Sucker yang mereka bawakan, laki-laki disampingnya juga ikut melakukan yang sama walau terkadang ia hanya memperhatikan betapa menawannya perempuan disampingnya itu, “Oiya kak, nanti mampir ke sekolah Alfa dulu boleh?” ucap Alsava bertanya kepada laki-laki disampingnya, yang memang sedang memiliki kedekatan intens padanya di 6 bulan terakhir ini setelah mereka cukup mengenal satu sama lain hampir 2 tahun lamanya, laki-laki disampingnya hanya tersenyum lalu mengangguk, pasalnya degup jantungnya tiba-tiba berdetak kala ia mengingat bahwa ia baru tiga kali bertemu keluarga dari perempuan disampingnya, pertama dan kedua ia bertemu dengan sang ibu dari perempuan itu, semua berjalan mulus dan lancar, dan yang ketiga ya sang adik laki-lakinya yang waktu itu kebetulan menjemput kakaknya dicafe miliknya itupun ketika hubungannya dengan sang kakak belum sedekat sekarang,
“Kak Beno gapapa kan? atau gak usah aja jemput si Alfanya? biar pak-” ucapannya terputus kala tangannya langsung digenggam dan diusap perlahan dengan tangan besar laki-laki disampingnya.
“Gapapa Va, gapapa santai. Kita jemput Alfa dulu baru ke Cafe ngambil kue, oke? Alfa kali aja mau chesecake.” ucap Beno Joshua, laki-laki yang sedari tadi menemani Alsava Dayana diperjalanan yang terasa panjang ini.
Menit demi menit berlalu, kini penumpang didalam mobil SUV berwarna hitam itu telah menjadi ganjil, Alfa Elandro Kentara yang baru beberapa menit berlalu telah terlibat perbincangan asik dengan laki-laki disebelah kakaknya itu, pasalnya ternyata laki-laki disebelah kakaknya itu memiliki hobi dan kesukaan yang sama dengannya.
“Iya kak Ben, aku juga waktu itu nyari gundam series itu susah banget tau. Terus pas udah tau nih belinya dimana, eh harganya selangit.” ucap Alfa dengan antusias dan langsung mengundang kekehan dari kedua orang didepannya, Alfa sangat senang menimpali semua omongan dan percakapan dari (mungkin) calon kakak iparnya itu.
Setelah melewati perjalanan yang panjang merekapun tiba didalam pekarangan kediaman keluarga terakhir dari keluarga besar Kentara itu, disana ibu dan ayah dari keduanya sedang menyiapkan beberapa barang yang ada untuk dimasukkan kedalam mobil, karena memang mereka sengaja ketika Alsava dan Alfa sampai mereka akan segera langsung berangkat kerumah kediaman keluarga besar Kentara yang berada disentul.