The first clan family of Kentara. 17 May 2024, 21.45


Laki-laki dengan kaus hitam tanpa lengan itu terus mengeluarkan umpatan kekesalannya terhadap layar didepannya yang sedang menampilkan permainan online yang sedang ia mainkan, “Ah shit bego lu mah” Edhan Samudera menyuarakan kekesalannya lagi.

Ketukkan ketiga kalinya pada pintu hitam yang ada tak jauh dari dirinya membuat Edhan langsung melepaskan headphone hitam yang ia gunakan sedari tadi, dirinya langsung menghampir pintu itu dan langsung membuka pintu tersebut,

“Aden bi Nah mau pulang, tapi atuh aden Edhan sama aden Aydhan mau makan apa? soalnya teh nyonya sama tuan belum pulang.”

“Tanya ke Aydhan aja bi, dia mau makan apa, aku ikut.” setelah Edhan menyuarakan jawabannya wanita paruh baya yang saat ini didepannyapun langsung mengangguk dan berpamitan, Edhan sangat yakin wanita itu langsung menuju pintu coklat yang berada diujung lorong didepan kamarnya itu.

Selang beberapa menit laki-laki berkaus putih dengan celana olahraga hitam mengetuk pintu hitam didepannya, tak lama wajah dari seorang yang ia sangat ketahui muncul dibalik pintunya, “Makanannya dimeja makan ya, gue beli wings gitu, yang punya lo yang pedes.”

“Bi Nah udah pulang?” ucapannya dibalas anggukan oleh seseorang dari lawan bicaranya itu, “Ayah sama Bunda belum pulang?”

“Belum, tapi mas Rama baru aja pulang sih tadi, paling Ayah sama Bunda juga dikit lagi, tapi mas Rama tadi juga ngobrol selewat terus langsung ke kamar, cape sih pasti.”

Edhanpun menganggukkan kepalanya tanda mengerti, seperti inilah kesehariannya, makan malam biasanya hanya dirinya dengan Aydhan atau bertiga dengan Bundanya, para kedua masnya terbiasa tinggal diapartement pribadi mereka karena lebih dekat dengan kantor dan rumah sakit tempat mereka berkerja, sedangkan Ayah mereka tak jarang pulang larut atau bahkan tidak pulang karena harus melakukan perjalanan bisnis, tetapi tak jarang juga ketika Bundanya sibuk dengan kegiatannya Aydhan dan Edhan lebih sering makan malam diluar sendiri-sendiri.

Aydhan berpamitan dengan Edhan kembali ke kamarnya, dan langsung menutup kamarnya dan menguncinya, menyalakan komputernya dan mulai tenggelam pada aplikasi edit photo yang memang sedari tadi ia sedang jalankan.

Dan semakin malam suasana dirumah keluarga pertama dari keluarga besar Kentara itupun semakin sunyi dan senyap.


18 May 2024, 13.25

Suasana makan siang dikediaman Dion Ario Kentara selaku anak pertama dari keluarga Kentara saat ini tampak sunyi, hanya dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring yang mewadahi makanan yang sedang mereka santap.

Laki-laki dengan kaus putih yang dibalut dengan vest berwarna senada dan celana creamnya itu memasukki kediamannya yang memang terasa sunyi itu, suara dentingan sendok dan garpu dari arah ruang makan menyambutnya, “Byant pulang.” ucap Byantara seraya mengangkat kacamata hitamnya keatas guna menyanggah rambutnya pada sisi depan.

You late, Byantara Nanda Kentara.” suara lembut nan tegas dari satu-satunya wanita yang ada disana dan menatap kearah putra keduanya itu dengan sedikit tajam.

Byantara yang melihat itu terkekeh sebentar lalu dengan cepat memeluk tubuh sang Bunda dan mendaratkan kecupan-kecupan ringan ke pipi yang saat ini dihiasi dengan rona merah muda, “Maaf Bundaaa, tadi pagi pas mau berangkat tiba-tiba ada pasien yang nyariin Byant gitu, terus pas udah selesai ngurus pasiennya Byant balik dulu ke apart ganti baju, kan gak mungkin Byant pakai baju yang bekas dari rumah sakit.”

“Hadeh iyaiya udah udah gak usah diciumin mulu Bundanya tuh, cepat cari pacar deh.”

“Gak ah orang masih ada Bunda yang bisa Byant peluk-peluk sama cium.” ucap Byant seraya langsung duduk ke samping Ramadella yang memang merupakan tempat biasanya ia duduk.

“Ya beda dong Byant, liat tuh mas mu udah ngenalin perempuan loh.” ucapan dari Arshella atau yang akrab disapa Bunda Ella itupun langsung membuat Ramadella tersedak dari acara minumnya,

“Bunda. Udah gak usah dibahas lagi.” ucap Ramadella dengan gaya tersipunya.

Edhan dan Aydhan yang merasa penasaranpun langsung menunjukkan atensinya itu, dan melirik kemereka.

“Siapa kemarin namanya itu? Ayah lupa, Ah Jo jo siapa gitu.”

“Jovanka, Ay.”

“LOH?! JOVANKA ALYA?! HAH?! demi apa sih mas? itu mah teman SMAku!! Dia sekarang model di agensinya om Yusril kan?”

Ramadellapun menganggukkan kepalanya, “Iya dia model agensinya om Yusril, sebelum kalian nanya, let mas tell you all first.” ucap Ramadella menelisik kemata para adiknya, kedua orang tuanya telah tau apa yang ingin Ramadella bicarakan, pasalnya malam setelah kepulangannya ia langsung dihampiri oleh Bundanya dikantornya itu, dan Ayahnya juga yang menanyakan setelah meeting report mereka, ya memang Ramadella merupakan seorang direktur utama dari salah satu perusahaan keluarganya, The Ameir Hotel Company, yang saat ini telah merajai bisnis perhotelan didalam asia. Ramadella menelan minuman yang baru saja ia teguk itu, kembali menelisik ke mata para adiknya, “Pertama, yes her name is Jovanka Alya, model, pemain ftv dan film seperti mas Daven, mas Arvel, tante Rene dan tante Yohana, mas sama dia sudah menginjak 3 tahun sepertinya, dan part paling pentingnya adalah media atau publik gak tau kalau Jovanka having something with me, jadi hati-hati.” dan ucapan Ramadella sukses dimengerti oleh para adiknya.

Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan pada Ramadella dari mulut Byantara dan Aydhan yang memang merasa penjelasan Ramadella tadi belum sampai pada titik detail, walau sudah mereka mengerti, sedangkan Edhan hanya mendengarkan tanpa mau ikut ambil andil dalam mengajukkan pertanyaan.

Kepala keluarga dari keluarga itupun berdiri dengan gagah, dengan penampilan santai yang hanya mengenakkan kemeja hitam dan celana jeansnya itu dan tanpa tatanan rambut rapih seperti biasanya, “Ok. Enough boys. Lanjut ngobrolnya dimobil aja, kita harus berangkat sekarang, udah jam 3 sore ini soalnya. Bund, jangan lupa yang mau dibawa. Pakai mobil apa ya enaknya?”

“Alphard aja lah Ay, biar enak. Aku yang nyetir aja.” ucap Ramadella menjawab Ayahnya itu dan langsung membuat seluruh keluarganya ikut bergerak meninggalkan kediaman mereka dan langsung melaju kearah rumah sentul keluarga besar Kentara.