sixteenth chapt. -
“Bbbwweekkk” Aydhan langsung memuntahkan semua hal yang ada didalam mulutnya, ia lalu langsung menyambar kaleng soda yang ada digenggaman Affandra
“Lu kenapa dah?” tanya Edhan yang baru saja memasukki ruang makan keluarganya yang sudah terdapat Basudeo, Affandra, Ailesh dan Avanesh disana
Aydhan mengacungkan jari tengahnya kearah Edhan, “Lo kalo mau bunuh gue kabarin dulu dong sob, jangan kaya gini,” Aydhan memincingkan matanya ke arah Edhan dengan tajam,
“Santai, jangan pake emosi,” ucap Deo seraya memakan mi instannya dengan handphone yang bertengger digenggamannya,
“Apaan dah? kenapa si?” ucap Edhan dengan muka bingungnya,
“Lu makan dah tu mie yang lo racik, cobain” Aydhan masih berdiam ditempatnya seraya memasang muka jengkelnya dengan bibir yang sedikit memerah,
Affandra, Alesh maupun Anesh hanya terdiam mendengarkan saja,
“Pekok! kan gue tadi udah bilang Aydhan Samudera, piring lo itu yang ini, kalo yang ini punya gue, jelas aja lo kepedesan lah,”
Aydhan menatap kembarannya itu tidak percaya, “Boongin gue lu ya?”
“Gak jelas, udah buruan makan! 9 suapan, inget,” Edhan langsung duduk disamping Deo dan langsung menyantap makanannya
Aydhan masih mencerna rasa pedas yang masih memenuhi mulutnya, “Bentar dulu, bentar,” ucapnya kepada saudara kembarnya itu,
Aydhan mulai merasakan penyesalan lagi seperti kejadian sebelum-sebelumnya, perjanjian konyol 3 tahun lalu yang ia lontarkan kepada para saudaranya ternyata menjadi bumerang bagi dirinya sendiri, perjanjian yang berisi dimana ia mengambil keputusan jika ia berhasil memberikan tinjuannya kepada seseorang lagi yang diikuti oleh umpatan kasarnya, seorang Edhan harus menghitungnya, lalu ia akan memakan beberapa suapan mie sesuai dengan umpatan kasar yang ia lampiaskan setelah memberikan hadiah tinjunya kepada seseorang, dan mie tersebut akan selalu menggunakan bumbu yang diracik oleh Edhan, yang notabenenya satu-satunya anggota di Kentara yang terkenal akan ketahanannya akan rasa pedas,
“Ay buru, keburu kering ga enak itu,” ucap Affandra kepada Aydhan,
“Mas Ay, aku udah pesenin mcfloat yaa,” ucap Anesh kepada Aydhan, yang langsung dibalas tatapan tajam oleh para masnya yang lain berserta kembarannya,
Anesh menghela napasnya, “Udah udah dipesenin semua,”
“Pesenin apa?” ucap Cia yang baru datang bergabung,
“Mekdi, mas mau?” ucap Anesh menjawab yang langsung dibalas dengan gelengan kepala oleh Cia
“Para mas kemana dek?” ucap Cia kepada para adiknya itu,
“Mas Rama tadi kedatengan private asistantnya, kalau mas Daven lagi diruangan baca sama mas yang serem itu terus mas Kayvan tadi didatengin sama para temennya yang pake jaket ular,” ucap Anesh kepada Cia yang dibalas anggukan kepala
“Kenapa lagi kamu Ay? Berantem sama siapa aja?” ucap Aidan yang muncul dari arah kolam renang outdoor rumahnya itu,
Jika kamu bersaudara dengan seorang Basudeo, perjanjian yang awalnya hanya ingin ia sampaikan antara para kembar 03 saja, menjadi satu keluarga besar mengetahuinya,
Aydhan mengehela napasnya, “Siapa doang mas, gak pake ajanya,” ucap Aydhan malas seraya menyuapi mi instan didepannya,
“Yah gak seru cuman sat-aduh,” ucapan Aidan terpotong kala punggungnya langsung dipukul keras oleh Cia
“Jangan ngajarin gak bener,”
“Lah gue gak ngajarin apa-apa,”
“Itu lo ngomong yah ga seru,”
“Cuman ngomong doang,”
“Sumpah lo hihh,” ucap Cia langsung berlalu meninggalkan para adiknya itu,
para adik adik kembar yang berada disana hanya memperhatikan pertengkaran para masnya yang tidak pernah selesai itu,
“Lama-lama gue stress dah disalahin mulu,”
“Kita mas yang lama-lama stress sebel mulu sama mas Ayi,” ucap Alesh kepada Aidan yang langsung dibalas tatapan tajam oleh Aidan
Dan suasana ruang makan malam itu tenang hanya terdengar beberapa celotehan pertengkaran antara Affandra dengan Deo, ataupun Aydhan dengan Edhan, sedangkan para kembar terpaling kecil hanya memperhatikan saja seraya sesekali menyuapi tambahan mi instan dari piring para masnya.
“Ini mas yang seremnya Anesh,”
“Kenapa dinamain mas serem, Nesh?”
“Kata Alesh, yang banyak tattoonya itu serem,”
“Mas Rama banyak tattoonya, mas Kayvan juga,”
“Kecuali mereka,”
“Soalnya mereka sumber pemasukkan utama,”