seventeenth chapt. -

“Misii pakett,” suara serak nan berat itu berhasil membuat seluruh pasang mata yang sedang berada di ruang keluarga dan ruang makan yang memang terhubung itu menengok kesumber suara,

“INI DIA ANJIR YANG DITUNGGUIN DARI TADI,” ucap Aidan yang langsung menyambar merangkul pundak dari siempu suara itu,

“Lo kemana aja sih? Ditelfon gak diangkatin, terus juga busway udah gak ada yang kedeket rumah jam jam segini,” ucap Aydhan yang langsung memborbardir dengan pertanyaannya, yap, yang baru memasukki ruangan tadi adalah kembarannya, Edhan, yang hampir 2 jam sebelumnya menjadi topik hangat diantara Kentara bersaudara,

“Apaan sih sewot banget, biasa aja kalo ngomong,”

“Kok lo jadi ikutan sewot sih? Lo tau gak kita-kita tuh nyariin lo, udah gitu handphone lo gak bisa dihubungin, dikhawatirin malah gak tau diri,”

“Udah udah, Edhan ganti baju dulu terus makan, bentar lagi mas Rama sampe soalnya,” ucap Byantara menengahi kedua adik kembarnya itu,

Kegan menggelengkan kepalanya, seraya memberikan segelas teh hangat kepada Aydhan, “Ke taman belakang yu, temenin mas ngerokok,” ucap Kegan kepada Aydhan yang langsung dibalas anggukan seraya mengikuti langkah kaki besar seorang Kegan.

Aydhan menghela napasnya setelah meminum teh hangat yang diberikan oleh Kegan tadi, “Udah tenang?” ucap Kegan yang langsung membuat Aydhan menolehkan kepalanya kearah Kegan seraya mengangguk,

“Ay emang gak salah kalau marah sama Ed tentang masalah twitter itu, cuman mungkin agak sedikit berlebihan menurut mas, karena kan kalian sendiri yang decided buat login dihandphone satu sama lain kan? Soalnya mas Kegan sama mas Byan kaya gitu juga, walau kita gak kembar, toh Ay, Edhan juga kan udah minta maaf, dan emang terbukti gak ngapa-ngapain juga ditwitternya Aydhan,”

“Ya tapi aku sebel mas, maksudnya aku aja gak pernah gitu loh buka buka twitter dia, ini dia bisa sampe gitu,”

“Iya mas ngerti, dan paham, tapi coba deh bayangin kalo Ay yang ada diposisinya Ed, terus Ed kaya yang Ay lakuin, sebel kan?”

Aydhan tampak berpikir sejenak, lalu menganggukkan kepalanya secara tipis, “Ay udah keterlaluan ya mas?”

Kegan menggelengkan kepalanya, “Wajar kamu marah kalo kamu ngerasa privasi kamu diganggu orang lain, cuman liat juga sebabnya kenapa,” ucapnya Kegan seraya mengusapkan tangannya kepunggung Aydan,

“Minta maaf?” ucap Aydhan kepada Kegan yang langsung dibalas anggukkan,

“Gak cuman sama Edhan juga, tapi sama mas Kay dan mas Rama, karena kan gara-gara ini malah jadi beruntun ke semua,”

ucapan Kegan yang diutarakan secara pelan dan tidak menggebu membuat Aydhan paham tanpa ada emosi melimpah didalamnya.


Suasana ruang keluarga yang berada dirumah keluarga Kentara terasa mencekam dan seram ketika seorang Ramadella masuk kedalamnya bersamaan dengan Davendra yang mengikuti dibelakangnya,

Rama menghela napasnya ketika melihat semua adiknya sudah berkumpul diarea ruang keluarga ini, “Kalian nungguin?”

Ucapan Ramadella sukses membuat semua pasang mata disana menolehkan kepalanya seraya mengangguk,

“Tadi ada anak botulinum sama ada orang black cube kesini mas,” Byantara mengeluarkan suaranya, mewakili para adik sepupunya yang sudah ia anggap adik kandungnya ini,

“Terus orang black cubenya udah selesai, By?” ucap Daven yang langsung dibalas anggukan oleh semuanya,

“Gue, Byan, Aidan, Arvel sama Cia dikasih ini mas, sama orang black cube,” ucap Kegan yang langsung memperlihatkan gelang kearah Rama dan Daven,

“Dipake terus, cincin juga dipake. Jangan sampe kaya tadi keulang lagi, Edhan Aydhan, pokoknya semuanya, mulai hari ini apapun yang mas Rama, mas Daven dan mas Kayvan suruh kalian pake, ya pake, jangan ada penolakan atau alasan apapun,” ucap Rama yang langsung menghela napasnya dan memijat keningnya,

“Kalau emang ada yang gak suka, keluar aja dari rumah,” ucapan Davendra sontak membuat semua orang disana terkejut, “Aduh!! Ya abisnya gitu doang pada gak nurut banget,” ucapnya lagi seraya mengelus perutnya yang terasa sakit akibat pukulan keras dari tas kerja milik Rama itu,

“Sekarang dimulai lagi ya, laporan sampai rumah jam berapa, kalo pulang telat selalu laporan dulu kemananya, dan rencana pulang jam berapanya, kalo handphone hampir mati, kabarin langsung sebelum handphonenya mati,” ucap Daven kepada semua adiknya itu.

“Mulai besok, Kalian semua pake supir, kemanapun itu, sama satu bodyguard yang ngikutin, yang sekolah dan ngampus cuman pulang pergi aja, disekolah atau dikampusnya gak bakal diikutin, oiya nih,” ucap Rama seraya memberikan kotak cincin yang berisikan 6 cincin didalamnya, “Ganti cincin kalian ber6 pake itu, jangan sampe enggak. Harus. Di. Pake. Apapun yang terjadi,” ucap Rama penuh penekanan diakhir kalimatnya dengan tatapan tajam dan wajah seriusnya

Para adik yang mengerti situasinya hanya menganggukkan kepalanya saja, mereka paham dan mengerti betul situasi apa yang sedang mereka alami, ya betul, mereka paham kalau saat ini keluarga mereka mungkin sedang terancam keselamatannya makanya para mas tertua mereka sangat protective terhadap mereka seperti sekarang,

“Laper ah, ada makanan apa By?” ucap Davendra langsung meninggalkan ruang keluarga diikuti oleh Rama yang langsung menaiki tangga menuju kamarnya.