[recording day]
—
Edgar keluar dari recording room, ruang kecil yang berada didalam studio itu seraya meneguk minuman yang dibawanya, “Ac dalem agak gaenak dah,”
“Kurang ibadah itu mah lunya,” ucapan Harvey langsung dibalas lemparan botol yang tepat mengenai kepalanya,
Harvey mengaduh seraya berusaha mencari botol yang tadi dilempar kearahnya, “Udah udah ah, ayo meeting kebawah langsung,”
Beberapa orang yang berada distudio rekamanpun langsung bergabung kelantai bawah tempat biasa mereka melakukan meeting besar yang melibatkan seluruh crew dari Band Drea,
Penggambaran studio rekaman atau mereka lebih sering menyebutnya basecamp ini memang dimiliki secara pribadi oleh Arzhao dan Arwira, studio rekamannya memang cukup unik lantaran sebenarnya ini adalah sebuah rumah dengan 3 lantai. Pada halaman depan terdapat taman kecil khas rumah yang biasanya berada disebuah komplek dengan garasi yang terkonek dengan dapur kotor, lalu masuk kedalamnya, dilantai satu terdapat 8 kamar dengan masing-masing kamar mandi didalamnya, serta 2 kamar mandi luar, ruang tamu, dapur yang terbagi dua bersih dan kotor, lalu ada ruang keluarga, dan halaman belakang. Sedangkan dilantai 2 ada 7 kamar, dengan 1 ruangan luas hasil penggabungan 3 kamar dijadikan satu dan sisa kamar yang lainnya dikhususkan untuk Arzhao dan Arwira atau untuk kakak dan adiknya jika mereka datang ke Indonesia, yang terakhir lantai 3 hanya diisi dengan rooftop yang tersedia 2 bale kecil dan tempat cucian serta jemuran baju.
Rumah ini memang telah dibeli dan diperuntukan untuk Arzhao dan Arwira dari kakak tertuanya, tetapi mereka berdua manfaatkan untuk studio serta tempat kos yang hanya mereka sewakan kepada crew dari Band Drea. Sedangkan mereka lebih memilih tinggal diApartement, walaupun sesekali mereka menginap disana kala pekerjaan mereka sedang menumpuk
“Cah! gimana gimana?” ucap Aaron, selaku kepala creative team dari Band Drea,
“Ini gue gak ikutan gapapa kan? Mau jemput mba pacar,” ucap Harvey seraya memakai jaketnya,
“Halah mba pacar mba pacar, ditembak aja belom,” Bernand mengucapkannya dengan nada meledek kearah Harvey yang langsung dibalas dengan tatapan tajam oleh siempunya,
“Gue sekalian beli makan deh bang, geprek aja ya?” Marcello langsung berdiri dari duduknya dan mengambil dompet, ucapannya itu langsung disetujui oleh semua anggota crew Band Drea, pasalnya memang itu adalah menu favorit para crew sekaligus paling mudah juga,
Darrel mendata terlebih dahulu pesanan yang akan dibeli oleh Marcello, menulis satu persatu request yang diminta,
“Buset dah neng Yerin yakin level 5?” ucap Tavian kepada Yerin, crew magang yang baru bergabung,
“Pedes banget loh Yer ini,” ucap Inggrit kepada Yerin yang langsung membuat Yerin berpikir lagi,
“Yaudah deh, 4 aja kalau gitu bang Darrel,” ucap Yerin yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Darrel,
Baskara yang melihat itu terkekeh, “Yeee bang Darrel jangan salting gitu dong sama dek Yerin,”
Ucapan Baskara langsung dibalas pukulan keras dibahunya oleh Darrel yang membuat semua orang diruangan itu tertawa, “Oiya lupa anjir, kenalin ini Yerin, anak magang gue, terus ini Jovanka, yang bakal gabung gantiin Hani, tapi masih probation ya?” yang langsung dibalas anggukan oleh Jovanka
“Loh mba katanya dua-duanya magang?” tanya Zhao bingung kepada Inggrit, membuat semua pasang mata juga mengarah kepada Inggrit
Inggrit terkekeh salah tingkah sebentar, “Hehehe salah sebut, tadi gak fokus soalnya,”
“Makanya neng Inggrit jangan kebucinan mulu,” Chen yang sedari tadi diam akhirnya bersuara, yang langsung ditatap tajam oleh kedua pasang mata, Inggrit dan Satria.
“Dah ini Cell, jalan sana.” Darrel memberikan kertas yang tadi ia pakai untuk mendata, serta uang pecahan 100ribu sebanyak 2 lembar,
—
Seluruh orang yang berada diruangan itu terdiam seraya berpikir solusi yang sedang mereka bahas, Alvaro selaku ketua dari kepala team yang akhirnya tadi terpilih juga ikut memutar otaknya,
“Hmm gimana kalo bikin event makan lagi aja tapi makan malam, nah nanti jadi sekalian fansign ala-ala gitu gak sih?” ucap Fajar memberikan idenya,
“Boleh tuh, tapi ya limited juga, dan kita mesti siap buat ngadain itu di beberapa kota,” ucap Jordhan selaku kepala social media team,
“2 atau 3 hari lagi udah ada team PR sih, jadi mungkin nanti mereka bisa cari sponsor buat ini, nanti dibantu gue paling, soalnya Yendri kan ngurusin design album sama shooting music video kan?”
“ANJIR!” suara umpatan Jaffar yang cukup keras, membuat seluruh pasang mata menatapnya,
Jaffar menutup mulutnya, karena tersadar suaranya terlalu keras sehingga mengganggu para crewnya yang sedang berdiskusi “Hehe sorry sorry,” ucap Jaffar sambil menampilkan senyum giginya dengan salah tingkah,
Darrel menggelengkan kepalanya, “Bayi bayi, pokoknya apapun yang buat lo sampe gitu ditahan dulu ya,” ucap Darrel lalu menghela nafasnya,
“Sabar bro sabar,” Edgar mengusap punggung Darrel sambil terkekeh sedikit karena melihat reaksi dari managernya ini,
Alvaropun ikut terkekeh melihat kejadian itu, “Oke, untuk album jadinya gimana deh, Rel?”
“Untuk album fix kaya yang kemarin dibicarain sampai detailnya juga sama persis kaya kemarin,”
“Itu nanti kaya mini album sebelumnya kan? Yang 100 album tanda tangan?”
“Iya itu sebelum announce fansign yaa, tapi katanya sih 2 nama pemesan gitu, jadi kaya misalkan Zhao nih mesen atas nama Zhao 150pcs terus ada lagi atas nama Sarah misalkan 100pcs nah 2 nama itu yang dapet gitu,” ucap Darrel menjelaskan, yang langsung dibalas anggukan oleh crew,
Pembahasan para crewpun berlanjut hingga kepemotretan untuk album, pemilihan final sampul dan bahannya, hingga ke dress code dan konsep yang akan mereka kenakan saat pembuatan musik video dan pemotretan,
“Apa tadi yang buat lo heboh J?” tanya Darrel kepada Jaffar yang sedang tertawa dengan Bernand,
Jaffar mengalihkan pandangannya kepada Darrel, “Itu tad-”
“AIR PANAS AIR PANAS AIR PANAS,” teriakan suara dari Harvey yang baru sampai memotong ucapan yang ingin Jaffar lontarkan,
“Nah ini dia mas Ape, jagoan kita dari bojong gede, tepuk tangan semuanya” ucap Devano seraya bertepuk tangan, yang diikuti oleh seluruh anggota band Drea, kecuali Marcello,
“Makasih makasih makasih,” Harvey mengucapkannya seraya melambaikan kedua tangannya yang penuh dengan kantong plastik berisi kotak kerdus makanan,
Beberapa orang hanya menggelengkan kepalanya, “Apalagi sih aksinya nih bocah demit?” ucap Mahendra kearah anggota Band Drea,
“Masuk base kampus gue sekarang,” Jaffar menunjukkan layar handphonenya yang masih menampilkan halaman base kampusnya itu,
“Oalah masuk base kampus doang,” ucap Satria lalu berpikir sebentar, “LAH! anying, kan lu udah lulus dari tahun lalu pe?” ucapnya lagi
Darrel menggelengkan kepalanya, “Lagian kan kampus lu sama kampusnya si Jaffar beda Pe, ada apaan lagi si Pe?”
Harvey yang menjadi sasaran hanya menyunggingkan senyum giginya kepada semua orang yang sedang menatapnya penuh tanya, “Jadi gini sob...” Harvey menceritakan semua yang dipermasalahkannya kepada anggota crewnya itu,
Mereka yang memang mendengarkanpun mengangguk mengerti dan memahami situasi Harvey,
“Awas lo ya sampe tiba-tiba lo minta publish hubungan,”
“Cih, apanya yang mau dipublish sih bang, hubungannya aja ga ada,” Edgar langsung dihadiahi lemparan bantal yang berada disofa tepat diatas mukanya,
“HARVEY ANJING KENA GUE!! ITU BANTALNYA BASAH ANYING KESIRAM ES TEH TADI!!” teriak Fajar dengan muka kesalnya yang langsung berdiri dan menghampiri Harvey, membuat pertunjukan tom and jerry dari Drea Band, tayang kembali ditengah para crew yang sibuk mengambil makanan mereka dari Marcello seraya melihat aksi keduanya sambil tertawa dan menggelengkan kepala mereka.