Makrab – IKOM'20
-
Waktu menunjukkan pukul setengah delapan malam, Satria berserta para rombongan teman-teman seperjuangan kepengurusan himpunannya dulu, baru saja tiba di villa yang para adik-adik tingkat jurusannya tempati, “Bang, ada yang perlu dibawain?” ucap Misha yang langsung menghampiri Satria diikuti para teman-teman kepengurusannya yang lain,
“Eh iya itu Sha, tolongin ya kita bawa makanan, biasa lah, Yud Jo ini tolongin,” ucap Satria sekaligus memberikan gestur tangannya agar Jo dan Yuda yang ia panggil tadi menghampiri,
Ceye, Arsena dan Kayron yang baru saja turun dari mobil langsung menghampiri tempat Satria yang sedang ramai dikerubungi oleh beberapa panitia sekaligus pengurus himpunan jurusannya yang sekarang,
kegiatan salam-salaman, bertos ria dan berbasa-basi tidak terlewatkan oleh mereka semua, maklum, itu sudah menjadi tradisi jurusan mereka ketika bertemu dengan alumni yang berkunjung dikegiatan program kerja himpunan yang sedang menjabat.
“Lancar kan Doy, Tar?” ucap Lintang seraya meminum soft drink yang ada ditangannya,
“Lancar lah ya boy, btw villanya oke deh,” ucap Bara yang baru saja bergabung dengan berdiri disamping Lintang diikuti oleh Dion, Chen dan Xavier.
Doy menganggukkan kepalanya diikuti oleh Tara dan Haidar disampingnya, “So far lancar sih bang alhamdulillah, cuman tadi makan siang lumayan telat sih tapi masih aman,”
Para senior didepan mereka menganggukkan kepalanya, “Bagus lah kalo gitu, udah ada yang tumbang?” ucap Dion kepada ketiganya, yang langsung dibalas dengan saling tatap satu sama lain,
Chen dan Xavier terkekeh melihatnya, “Santai aja sih, wajar kalo banyak yang tumbang mah, asal gak tiba-tiba banyaknya pas nanti malem aja,” ucap Chen kepada ketiganya yang langsung dibalas kekehan salah tingkah oleh mereka.
Haidar menggaruk belakang lehernya, “Tumbang mah ada bang pasti, cuman ya diliat-liat dari kemarin sore pas nyampe mah emang itu lagi itu lagi sih,”
“Tapi pas tadi ditanyain sama Thomi mereka bilang malem udah oke gitu sih bang,” ucap Tara menambahkan, Thomi yang merasa namanya dipanggil menengokkan kepalanya dengan wajah bertanya,
“Udeh lu ngurus itu Thom,” ucap Bara kepada Thomi yang langsung dibalas dengan tanda hormat oleh Thomi,
setelah perbincangan basa-basi yang mereka lakukan dihalaman parkir, mereka langsung menuju area yang memang dikhususkan untuk alumni berserta para pengurus himpunan, karena memang yang menjadi panitia dalam malam keakraban angkatan mahasiswa baru ini biasanya dari mahasiswa baru sendiri dan didampingi oleh ketua dan wakil himpunan, beberapa kepala departement himpunan berserta tentunya koordinator angkatan atau yang biasa disapa jendral dihimpunan ini.
Ketika Satria dan seluruh rombongannya menapakkan kakinya kedalam area tersebut, langsung dihadiahi oleh tundukan membungkuk hormat dari beberapa pengerus serta sapaan dari mereka pula,
“Santai aja sih santai, gausah pada tegang,” ucap Ceye dengan cengiran diwajahnya,
Arsena terkekeh bersama dengan Bara, “Kan yang mau diomelin juga bukan kalian nanti,” ucap Arsena dengan sedikit kekehan dibelakangnya,
Mereka semua akhirnya duduk melingkar, dengan posisi setengah lingkaran diisi oleh para rombongannya Satria, dan setengah lagi para petinggi himpunan periode Doy dan Tara,
Doy membuka diskusi yang ingin mereka jalani, “Oke selamat mal-”
“Cih anjir formal banget dah gausah pake begitu dah doy,” Bara memotong omongan Doy yang langsung dihadiahi pukulan keras dipunggungnya oleh Dion,
“Lo bisa diem aja ga sih Bar anjir,” Dion tampak tersungut kesal dengan Bara yang sedang mengaduh mengusap punggungnya,
Xavier menggelengkan kepalanya melihat kelakuan para teman-temannya yang tepat disampingnya itu, “Lanjutin aja Doy,”
“Udah udah jadi gimana? Mau bahas apa aja nanti?” ucap Satria kepada Doy dan yang lainnya,
Doy berserta para jajarannya pun saling menengokkan kepalanya ke arah satu dengan yang lainnya,
“Yailah pake tengok-tengokan segala, cob-” ucapan Ceye terpotong kala sosok Jerome baru datang bergabung,
“Sorry bang tadi abis beli teh sama kopi, eh iya ini kopinya bang diminum dulu sama dimakan bang snacknya,” ucap Jerome menyodorkan kopi dan beberapa snack yang dibawa Rayhan, anggota dari departement Thomi yang memang berada dibelakangnya berserta dengan Jevano juga,
“Asik Thank you thank you, diminum yaa,” ucap Chen kepada mereka semua,
“Ayo coba langsung aja, elo dah Jer, gimana?” ucap Ceye yang langsung membuat wajah Jerome mengisyaratkan tanda tanya besar,
“Yee pea dia aja baru dateng, udah lo Yud coba, eh wait, si Juno dari tadi gak keliatan dah” ucap Kayron mengintruksi,
“Juno lagi ngurusin makanannya para maba bang sama Haidar,” jawab Misha kepada Kayvan,
“Oh oke oke, ayo Yuda lanjutkan,” Kayvan mengintruksikan Yuda menggunakan tangannya
Yuda yang namanya dipanggil langsung terlihat sedikit gugup, “Ja-jadi gini bang, kan dari yang abang-abang tau mulai dari periode 6.0 udah ada base bang, nah sekarang tuh base itu banyak banget disalah gunain,” ucap Yuda seraya menatap Thomi, Tara dan beberapa temannya untuk meminta bantuan,
“Oh gue sempet baca tuh, yang waktu itu ada kritik masalah olimp ikom tapi kritiknya malah mau ngejatohin gitu sih yang gue nilai,” ucap Xavier seraya meneguk kopinya,
“Oh yang waktu itu lo kirim ke grup ya?” ucap Lintang yang langsung membuat Doy berserta temannya terkaget,
Ceye langsung tertawa berserta Arsena dan juga Kayron, “Santai santai, langsung panik gitu,” ucap Ceye kepada mereka,
“Itu juga sebenernya yang mau kita omongin sih, ya kan?” ucap Satria kepada para teman-temannya, yang langsung dibalas anggukan oleh mereka.
“Oke berarti masalah kritik dibase, terus apalagi?” ucap Kayron seraya mengangkat ibu jari tangan kanannya mengisyaratkan untuk menghitung.
Doy langsung menengokkan kepalanya kearah para teman-temannya, selang beberapa menit semua cerita dan permasalahan yang mereka hadapi akhir-akhir ini pun langsung keluar begitu saja kepada para senior mereka itu,
Permasalahan dari mulai dengan angkatan yang saat ini sedang mengadakan makrab yaitu angkatan 20, permasalah yang timbul didalam struktural himpunan, keluhan program kerja, sampai perasaan kesal mereka yang mereka pendam terhadap para atasan dijurusan, mereka curahkan secara garis besarnya, guna mendapatkan solusi,
Dari mulai Satria, Lintang, Xavier, Chen hingga Dion memberikan wejangan dan saran yang cukup serius, sesekali Ceye, Arsena dan Kayron juga menimpalinya, sedangkan Bara yang memang karakternya yang humoris hanya memberikan celotehan ringan yang selalu mengundang tawa,
Tiba waktunya para alumni yaitu pasukannya Satria dan teman-temannya beraksi, waktu tepat menunjukkan pukul 11 malam, para mahasiswa baru telah bersiap berbaris dilapangan besar yang memang disediakan oleh villa yang mereka tempati,
“Gue dibelakang aja ah jadi kompor,” Bara mengucapkannya seraya berlalu kearah belakang barisan para mahasiswa baru itu, diikuti oleh Chen, Xavier yang memang perannya nanti menjadi ice breaking kala Arsen, Ceye dan Kayron selaku Jendral saat periode himpunan mereka memanaskan suasana, sedangkan Satria dan Lintang hanya sebagai pembuka dan penutup sesi ini, dan Dion sebagai kompor dibagian samping,
Satria dan Lintang telah selesai dengan pembukaan mereka lalu menepuk pundak Ceye, Arsen dan Kayron, menandakan ini sudah waktunya mereka,
Dalam hitungan puluhan menit suasana lapangan itu telah dihiasi oleh beberapa teriakan lantang dari Arsen dan Ceye, dan dibumbui oleh celetukan mengompori dari Kayron dibagian samping kanan, dan Dion dibagian samping kiri, tidak lupa pula Bara yang berada dibelakang,
“Gue kan nanya sama kalian, masa gak ada yang mau jawab? Ini gue ngomong sama manusia kan?” ucap Arsena dengan nada menyebalkannya
“Iya bang tembok bang,”
“Yaelah bang, apasih kita mah cuman alumni doang,”
“Ga penting bang elu ngomong panjang lebar,”
ucapan itu keluar bergantian dari Dion, Kayron dan juga Bara memanaskan seluruh ocehan yang keluar dari mulut Arsen dan juga Ceye,
Malam semakin panas, waktu menujukkan pukul setengah 2, hawa lembang sudah semakin dingin, tidak jarang beberapa mahasiswa baru telah tumbang akibat kedinginan, tidak jarang dari mereka juga ada yang telah sedikit menangis akibat beberapa kata-kata yang menusuk yang membuat mereka sadar dan berintropeksi diri,
Chen, Xavier, Satria dan Lintang maju kearah depan barisan, menggantikan Ceye dan Arsen disana, ucapan demi ucapan pengertian mereka lontarkan kesegerombolan orang didepan mereka, “Semoga aja dari omongan abang-abang yang tadi, banyak hal yang bisa kalian ambil,” ucap Chen sambil tersenyum dengan manis,
Xavier menganggukkan kepalanya, “Anggap aja ini proses pendewasaan juga buat kalian ya, dari masa SMA ke masa perkuliahan gini,”
“Kalo ada kata-kata dari abang-abangnya tadi yang kurang mengenakkan mohon dimaafin ya,” ucap Satria, lalu menutup semua malan ini dengan sedikit teriakan jargon dari jurusan mereka tercinta.