fourth chapt. —

Mobil yang dikendarai Kentara bersaudarapun tiba dilahan taman pemakaman khusus yang memang sengaja dibeli oleh keluarga Kentara khusus untuk keluarga besar mereka,

Davendrapun turun dari mobil Bentley continental keluaran terbaru milik adiknya itu, seraya memakai kacamata hitam dan tak lupa membawa bouquet bunga yang telah disiapkan oleh adiknya yang paling kecil,

“Mas ada kacamata lagi gak?” Ailesh tiba-tiba telah berdiri disamping Davendra dengan kemeja hitamnya dan celana jeans kesayangannya, Davendrapun langsung memberikan kacamatanya yang lain yang masih berada didalam tasnya itu,

Ketika semakin dekat dengan makam para orang tua mereka, seketika tangan Byantara dicengkram kuat oleh Kegan yang berada disampingnya, ia tahu bahwa saudaranya ini masih belum terlalu bisa menghadapi kematian kedua orang tuanya, beberapa kali Byantara masih sering mendapati Kegan yang menangis meraung dalam diam dengan sesekali menyebut nama orang tuanya itu,

Kayvan yang mengetahui apa yang dialami oleh adiknya itu langsung menepuk pundak Kegan dan mengusap punggungnya perlahan seraya menganggukan kepalanya dan tersenyum,

Sedangkan Domicia, Aidan dan Arvel yang memang sengaja berjalan paling belakang melihat kearah para saudara mereka, “Gak kerasa ya, udah hampir setengah umur kita loh,” ucap Aidan kepada kedua saudaranya itu,

Kedua saudaranya itupun hanya menengok kearahnya seraya menganggukkan kepalanya,

Domicia terus memperhatikan kedua adik kembarnya yang merangkul satu sama lain, ah tidak tepatnya si yang lebih tua beberapa menit itu sedang merangkul yang lebih muda darinya, ya Avanesh tidak melepas rangkulannya dari kembarannya yang memang sedikit lebih perasa daripada dirinya, dengan masih merangkul kembarannya iapun mengalihkan pandangannya kearah kakak tertuanya, Davendra yang masih menundukkan kepalanya dengan dalam, seraya punggungnya diusap lembut oleh kakak tertuanya yang lain, Ramadella.

Setelah hampir sepuluh tahun selepas para orang tua mereka pergi itu, memang beberapa anggota Kentara bersaudara masih ada yang belajar menerima semuanya, masih ada yang belajar untuk berjalan melanjutkan kehidupan mereka semua tetapi juga beberapa diantaranya sudah ada yang menerima semuanya, dan berusaha menguatkan para saudaranya yang masih belajar itu.

Rama menghela napasnya dengan pelan, Kami telah melanjutkan semuanya secara bersama-sama dengan ada untuk satu sama lain, Eyangki dan Eyang putri pasti bahagia kan ngeliat kami disini? ucap Rama didalam batinnya dengan menatap lurus kearah makam kakek dan neneknya itu.