drown.

-

Byantara, yang akrab disapa Byan itu tengah duduk disofa yang berada diruangan tengah apartementnya, ia melihat kearah wanitanya yang sedang mengerjakan laporan keuangan cafe yang kebetulan miliknya itu, sudah terhitung 4 bulan seorang Byantara resmi berkencan dengan seorang wanita yang kebetulan pegawainya sekaligus mahasiswanya dikampus miliknya itu,

“Nya? Gak bisa nanti aja nyelesaiinnya?” Byan duduk bersejajar dengan wanitanya yang duduk diatas karpet bulu berwarna hitam itu,

Vanya menengok kearah Byan yang telah duduk disampingnya, lalu menggeleng, “Enggak bisa, aku bisa-bisa besok diomelin sama bu Irene tau gak? Kalo ini gak selesai,”

“Yaudah aku yang bilang sama Irene kalo laporannya disatuin sama bulan depan aja,” ucap Byan sambil sedikit menekuk laptop yang ada didepan wanitanya itu,

“Gabisa Byan, kamu gak bol-mmphh” ucapan Vanya terpotong kala bibirnya sudah dirangkum dengan lembut oleh bibir pria didepannya dengan gerakan menuntut dan memuja,

Tangan Byan ia letakkan disekitar tengkuk leher wanitanya agar wanitanya tidak menarik kepalanya itu, sedangkan tangannya yang lain berhasil masuk kedalam sweater longgar miliknya yang memang sedang dipakai oleh wanitanya,

“Ngghh Byann,” suara lenguhan Vanya keluar kala Byan telah berhasil masuk kedalam bra yang ia pakai didalam sweater kebesarannya itu, ibu jari prianya berhasil memainkan puncak dadanya yang memang sudah memberikan reaksinya kala rangkuman bibir dari Byan kian menuntut dan memanas, yang sesekali melambat,

“Byanshh plishh,” Lenguh Vanya semakin menjadi ketika Byan dengan cekatan berhasil membuka pengait bra miliknya dan berhasil mengenggam dengan kuat dada yang berhasil ia loloskan itu,

Byan menurunkan kecupannya, dari pipi wanitanya itu lalu turun kerahangnya dan berlabuh dileher putih milik Vanya, ia mengecup, membelainya dengan bibirnya serta menghisapnya kuat memberikan leher putih wanitanya itu tanda merah kepemilikannya disana, mengulanginya berkali-kali,

Kedua tangannya berhasil membuka sweater kebesaran milik Vanya dan langsung menampilkan hal yang sedari tadi ia idamkan, Byan tidak menunggu lama ia langsung memainkan puncak sensitif Vanya dengan lidahnya dan sesekali ia menggigit kecil sekitarnya meninggalkan bekas kepemilikannya lagi disana, hal itu semakin membuat Vanya semakin melenguh dengan hebat di samping Byan yang masih terduduk diatas karpet bulu hitam itu,

Byan tiba-tiba menghentikan kegiatannya, membuat Vanya sedikit merasa kecewa, Byan mengecup singkat bibir manis Vanya, “Kita ke kamar ya,” Tanpa menunggu balasan dari Vanya, Byan langsung menggendongnya dan membawanya langsung keatas tempat tidur yang berada ditengah kamarnya itu,

“Let's play babe,” Byan mengucapkannya setelah mengecup puncak kepala Vanya, lalu berhasil menikmati bibir manis Vanya, melanjutkannya lagi dengan tempo yang masih menuntut, dan lidahnya yang sudah ikut bermain dirongga mulut Vanya, yang terbuka.

Tangannya tidak tinggal diam ia berhasil turun meraih dada wanitanya yang sudah tidak tertutup apapun itu,

“Nghhh Byanhhh,” lenguh Vanya kala ia merasakan bagian puncak sensitifnya berhasil masuk kedalam mulut prianya itu, ia merasakan dirinya telah melayang, dan terus melenguh serta memanggil nama prianya itu dengan hebat,

Tangan kanan Byan berjalan membelai paha mulus yang sudah tidak terbungkus itu, ia membelai daerah kewanitaan Vanya yang masih tertutupi oleh kain penghalang berenda yang mencetak jelas isi dalamnya.

“Ahh shitt Byanhh,” Vanya merespon sentuhan yang dilakukan tangan Byan dibawahnya. Byanpun langsung melepas kain penghalang yang membuat Vanya sudah polos tidak terhalang kain apapun saat ini.

Byan langsung berhenti menjamah dada Vanya, lalu langsung mengangsur turun mencium setiap inci perut Vanya, hingga ke pinggangnya, membuat Vanya semakin menggila, dan mencengkram sprei sutra yang berada dibawahnya.

Byan langsung menggerakkan kecupannya itu kearea kewanitaan milik Vanya yang sudah tidak tertutupi kain penghalang itu. Vanya yang mendapatkan itu langsung melenguh dengan keras, dan tidak sadar menaikkan pinggangnya menuntut lebih.

Setelah puas mencicipi area sensitif milik wanitanya, jari Byan menggantikan peran lidahnya, ia masukkan kedua jarinya kedalam lubang sensitif wanitanya itu, ia menggerakannya dengan cepat sambil mengelus inti area sensitif wanitanya dengan ibu jarinya, yang membuat Vanya semakin menggila,

“Nghhh Byan pliss...” ucap Vanya memohon kepada Byan, pasalnya ia sangat merasakan nikmat dan rasa geli didalam tubuhnya tetapi ia langsung ingin ke intinya saja,

Byan pun yang melihat itu mempercepat pergerakan tangannya sambil sesekali mengecup dan mengulum dada wanitanya,

“Shitthhh Byannhh ngghhh,” Vanya meracau dan melenguh panjang dengan frustasi seraya mencengkram kuat lengan kokoh berotot Byan yang masih dibalut dengan kaos putihnya. Lenguhannya semakin panjang,dan menandakan ia telah mencapai puncaknya,

Byan mengeluarkan jarinya dari dalam lubang sensitif Vanya, membersihkannya dengan lidah dan kecupan kecilnya hingga membuat Vanya melenguh kembali atas tindakan Byan tadi,

“You're ready baby,” Byan berbisik ditelinga Vanya, lalu langsung melepaskan kaos putih yang ia pakai menampilkan perut kotak-kotak dan ototnya yang terawat, lalu langsung menanggalkan semua kain yang berada ditubuhnya, dan langsung memposisikan tubuhnya lagi diatas tubuh wanitanya itu,

“Nghhh Byanhh take it easyyhh pleasehhh,” Vanya melenguh kala penyatuannya dengan Byan mulai ia rasakan dibawahnya,

Byan memejamkan matanya sesekali, seraya mencoba terus menerobos masuk lebih dalam, “Shitthh Nya benerannhh kenapahh masihh sempithh,”

Byan terus menggerakkan pinggulnya merasakan himpitan dan cengkraman kuat dibawahnya kala ia semakin dalam,

“Nghh Byanhh shitthh arghh terushh pleasehh,”

“Nghh Nyahh fuck, sempithh bangethhh enakhhh ngghh,” Byan tidak bisa menahan lenguhannya kala ia semakin dalam masuk keinti wanitanya itu, pinggulnya terus bergerak mempercepat keadaan penyatuannya itu tangannya ikut mencengkram sprei sutra disekitar tubuh Vanya, dan hal itu semakin membuat Vanya menggila, dicengkramnya juga lengan otot Byan dengan keras,

“Byanhh nghhh dalemhhh bangethh nghh Byanhh,”

“Nyahh nghh enakkhh bangethh,” Byan menenggelamkannya semakin dalam membuat cengkraman dibawahnya yang dirasakannya itu semakin kuat dan hal itu juga membuat Vanya semakin gila dan lenguhannya semakin keras dengan sesekali tanpa sadar ia ikut melakukan pergerakan dan semakin membuat penyatuannya semakin terasa,

“Nghh yeshhh Byanhh disituhhh nghh,”

“Itshh wouldhh goinghh more downhh babyhhh,” Byan semakin menggerakkan pinggulnya dengan dalam dan semakin menuntut, membuat Vanya semakin keras mengcengkram lengan Byan pula,

“Byanhh nghhh,” lenguhan panjang Vanya terdengar lagi membuat Byan tersenyum mengetahui wanitanya berhasil mencapai puncaknya, karena nyatanya ketika wanitanya telah 2 kali mencapai puncaknya ia masih bertahan,

Byan semakin mempercepat gerakannya membuat Vanya yang tadinya sudah lelah ikut terbawa suasana kembali,

“Nghhhh Byanhh akuuhhh,”

“Barenghh Nyahh pleasehh,” ucap Byan seraya semakin mempercepat gerakan pinggulnya yang membuat penyatuannya semakin dalam,

“Byanhhh,”

“Vanyahhh,” lenguhan panjang keduanya menandakan keduanya berhasil mencapai puncaknya malam itu,

Byan turun beralih langsung kesamping wanitanya, dan langsung merengkuh tubuh mungil wanitanya itu seraya menarik selimut hitam miliknya, “I miss you babe,” ucapnya seraya mengecup kening wanitanya yang telah berada dalam dekapannya,

“I miss you too By,” Vanya mengucapkannya seraya memejamkan matanya, merasakan kecupan hangat dikeningnya,

Byan melihat kearah manik mata wanitanya, “Aku sayang banget Nya sama kamu,” membuat Vanya ikut tersenyum,

“Aku juga sayang banget sama kamu,”

Byan semakin mengeratkan dekapannya pada wanitanya itu, “Kita tuh cocok banget tau Nya, when I get in inside you, I feels like, my Gerald and your pretty Olivia fits really well Nya, bener-bener pas banget gitu Nya gila, kayanya emang si Olivia tuh sarangnya Gerald sih Nya,” Byan terkekeh membuat Vanya langsung mencubit punggung milik Byan dengan semakin keras,

“Aaawh- Nya sakit ih,”

“Bodo, lagian sembarangan banget kalo ngomong,” ucapan Vanya membuat Byan semakin mengeratkan dekapannya lagi seraya semakin tertawa,

“Nya tapi lagi yuk? Udah lama kan ga mas-Aawwh iyaiya,” ucapan Byan terpotong karena Vanya langsung memukul dada Byan berkali-kali,

Tetapi malam itu Byantara berhasil menumpahkan kerinduannya pada wanitanya, Vanya, dengan berkali-kali.