Dayana, mie ayam, dan kedua kurcacinya.
Perempuan bersurai hitam kecoklatan merapikan barang bawaannya dengan tergesa, pasalnya handphonenya telah berbunyi sedari tadi, dan ia sungguh tau siapa yang menghubunginya itu.
“Hmm Kak Dayana, sorry” suara perempuan yang menyebut namanya berhasil mengalihkan perhatiannya pada deretan chat yang telah memenuhi layar depan handphonenya itu, Dayana menengokkan kepalanya sedikit kekanan, merapikan anak rambut yang tak sengaja turun seraya tersenyum lembut kepada seorang perempuan berpakaian putih sama seperti dirinya itu.
“Eh iya, Lila kan ya? jadi minta tanda tanganku?” ucapnya kepada orang didepannya dengan masih mempertahankan senyumnya, walau pikirannya kini penuh dengan sejuta alasan yang harus ia lontarkan nanti kepada dua saudara sepupunya.
Dan seketika senyumnya makin melebar kala sosok yang sangat ia kenal berada dibelakang casing handphone perempuan bernama Lila itu, “Kamu fansnya Davendra ya?” pertanyaannya dibalas muka terkejut oleh perempuan didepannya, seperti tak percaya bahwa seorang Dayana mengenal artis idolanya itu.
“Iya kak, aku ngefans banget sama dia! ganteng banget ya kak!” ucapnya dengan sangat antusias, membalas pertanyaan Dayana, yang membuat Dayanapun sedikit melebarkan lagi senyumnya.
Setelah perbincangan kecilnya Dayanapun mulai fokus kembali ke arah barang-barang dan deretan chat yang ada dilayar depan handphonenya itu,
“Day... Can we talk?” suara berat sedikit serak dari arah sampingnya mulai membuat perhatiannya teralihkan kembali, Dayana dengan wajah bertanyanya menatap raut wajah seorang laki-laki didepannya itu.
Keduanya terdiam sepersekian detik lamanya, “Kak? halo? mau ngomong apa?” ucap Dayana sedikit penasaran pada nada bicaranya,
“Aku mau cerit-”
“Day!– eh sorry kak,” ucap seorang laki-laki yang memang sejak tadi menemani keduanya dalam rangkaian acara itu, “Ini si Anesh udah nyariin lo, buruan deh sana.” ucap laki-laki bervarsity hitam dengan netra hitam legamnya yang tak ia alihkan menatap netra perempuan didepannya menandakan semua ucapannya harus perempuan itu penuhi,
Dayana melihat wajah kedua laki-laki didepannya sebelum akhirnya pundaknya ditepuk oleh seseorang dibelakangnya, Dayana memejamkan matanya, ia sangat hapal bau yang baru saja ia cium tiba-tiba itu, “Udah selesaikan, Jan?”
Januar Giovano, yang namanya disebut oleh laki-laki dengan pakaian serba hitam didepannya dan tatapan tajamnya itupun hanya bisa menganggukkan kepalanya.
Laki-laki yang masih juga enggan menatap kearah seorang laki-laki disamping Januar itupun langsung membereskan sisa barang Dayana yang berada didepannya, “Yuk, Alesh udah nungguin. Mau makan mie ayam kan?” seakan terhinoptis, Alsava Dayanapun hanya bisa bergerak mengikuti arah gerak dari saudara laki-lakinya itu.
Ailesh Reka, menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya, menatap bergantian sepupu perempuannya yang dengan tenang memakan mie ayamnya dan saudara kembarnya yang berada tepat disebelah kanannya itu yang sekarang masih terus menerus menatap kearah saudara perempuannya, “Ini lo berdua kenapa sih?”
“Kenapa apanya?”
Ailesh Reka menghela napasnya lagi, “Ini dari tadi – tuh tuhkan, kenapa sih Day? lu kaya gak mau banget kesentuh si Anesh, ya dia memang menjijikan sih, tapi gak semenji- aw! sakit anjir! iya iya maap” Ailesh yang memang baru saja terkena pukulan ringan dari saudara kembarnya itupun langsung mengusap lengannya seraya mengerucutkan bibirnya, “Ada apa sih yang gue lewatkan? hah?” tengoknya pada kedua saudaranya itu.
Dayana hanya mengangkat kedua bahunya tidak perduli, sedangkan Avanesh yang berada disamping Aileshpun menghela napasnya pelan, “Gue kaya gitu cuman buat ngeprotect lo kan, for you safety“
Dayana berdecak sebal, tanda tidak menyetujui perkataan saudara didepannya itu, sedangkan Ailesh langsung mengalihkan pandangan bertanya kepada saudara kembarnya, dan langsung dibalas oleh satu tatapan dan satu gumaman tanpa suara menyebutkan nama seseorang yang sedari tadi dipermasalahkan keduanya,
Ailesh merapatkan mulutnya seraya mengangguk mengerti, kini ia sangat tau penyebabnya, “Does it hurt your feelings?”
“Maksudnya?” Dayana menanyakan itu seraya menengadahkan kepalanya menghadap wajah saudara laki-laki yang saja bertanya padanya.
Ailesh membereskan beberapa barangnya, rokok, korek api bergambar moomin dan handphonenya langsung ia masukkan kedalam tas kecil yang tadi ia bawa, lalu langsung berdiri dan membayar semua makanannya dan kedua saudaranya, “Kita ngobrolin dimobil aja, sambil jalan pulang.”
Suasana hening menyambut ketiganya kala mereka telah duduk dibangku masing-masing, Ailesh yang memang berperan sebagai supir, dan disamping Dayana yang sudah duduk manis dengan memakai hoodie putih milik Ailesh, dan Avanesh yang duduk bersandar dengan tenangnya, “Maksudnya tadi apa sih, Lesh?”
Ailesh yang tengah fokus kearah depannya, lalu mengalihkan pandangannya sebentar kearah sampingnya, “Maksud gue tuh, emang hal yang kaya gini nih yang kita berdua dan para mas lakuin tuh nyakitin perasaan lo? atau bikin tersinggung gitu?”
Alsava Dayana terdiam, ia mulai berpikir sebentar dengan pertanyaan yang diajukan Ailesh, dan seperkian detik kemudian ia menggeleng pelan, “Gak nyakitin atau tersinggung sih, tapi kaya sebel gitu loh, kenapa sih kalian tuh segitunya ngejauhin gue sama kak Reygas, it's been two week, dan cuman gue yang bener-bener kaya gak boleh banget ada waktu berdua sama kak Reygas, bahkan tadi aja gue ditemenin sama Januar, padahal dia bukan departement gue, kenapa sih? lo, Anesh, atau mas Ay, mas Edh, mas Deo, sama mas Affand, boleh boleh aja ketemu atau ngobrol berdua sama kak Rey, kenapa gue enggak?”
“Karena lo cewek, Dayana.” Avanesh memejamkan matanya, menahan dirinya yang takut jika ia menanggapi Dayana terlalu berlebihan, “Ngerti gak?” Avanesh menatap kearah manik mata seorang Dayana yang sedang menatapnya penuh tanya.
Ailesh membelokkan stir kemudinya kearah kanan, dan menghentikan mobilnya sejenak kedalam plataran parkir dari sebuah kedai kopi yang tidak terlalu ramai, “Gini Day, sasaran paling empuk, simpel tapi bisa mengacak ngacak keluarga kita itu dengan membawa rumor tentang lo, dan Reygas, makanya foto lo keciduk beberapa kali di base selalu langsung ilang, karena apa? karena mas Aydhan gak mau lo jadi sasaran mereka-mereka pembuat rumor gak jelas, dating rumor tuh suatu hal yang disukain sama masyarakat sini, apalagi ini Ardalan vs Kentara yah udahlah ngalahin Rafi sama Nagita itu- AW! KENAPA SIH LO DEMEN BANGET NABOK LEHER BELAKANG?! SAKIT TAU!!”
Ailesh masih merapalkan semua sumpah serapah dan kekeselannya terhadap saudara kembarnya itu, sedangkan Dayana mulai mengolah semua yang diucapkan oleh saudaranya tadi, banyak hal yang benar-benar belum ia pahami untuk hidup dengan nama belakangnya itu, ada banyak hal yang harus ia ikuti agar menyandang nama belakangnya yang sekarang.