chapt. twenty-fifth -

Dayana telah berhasil merapihkan seluruh sisi ruangan kosannya yang tidak terlalu besar itu, memang kosannya ini berbeda dengan tipe kosan yang lainnya, kosannya yang baru ia tinggali selama kurang lebih 4 bulan ini merupaka tipe kosan semi studio dimana terdapat dapur didalamnya, sehingga memudahkan Dayana pula untuk memasak atau sekedar menghangatkan masakannya,

Tok!tok!tok!

Bunyi ketukan pintu yang cukup keras, dan memburu itu membuat Dayana terburu-buru untuk membukanya,

Tepat setelah Dayana membuka pintunya, tampaklah seorang Basudeo, Affandra, Aydan, Edhan, Ailesh dan Avanesh kini didepannya,

“Boleh masuk gak?” ucap Basudeo tanpa berbasa-basi terlebih dahulu, yang membuat Dayana langsung sedikit memiringkan tubuhnya agar para saudaranya ini masuk,

“Wah! Bersih banget,”

“Ih enak banget deh suasananya adem gini,”

“Day ini mas beli kue, mas Aydan taruh dikulkas ya,”

ucapan Basudeo, Ailesh , dan juga Aydan saling bersautan,

“Jarang ada yang dateng kesini ya?” Affandra bertanya kearah Dayana, yang langsung dibalas anggukan oleh Dayana,

“Cowok gak pernah kan?” ucapan Edhan sukses membuat semua mata tertuju kearah Dayana,

membuat Dayana sedikit gugup, pasalnya seorang Fabian bahkan Reyga pernah mampir kedalam sini, tetapi tentu bersamaan dengan Kayana juga,

“Kak Reyga sama Bian pernah kesini,”

“HAH?!” seruan terkejut berhasil keluar bersamaan dari keenam mulut para saudaranya itu,

“Tapi ada Kayana kok, ada Kayana,” ucapan Dayana sukses membuat semua saudaranya itu menghela napas lega

“Gausah cerita, itu kan masalah kalian berdua,” ucap Aydan, ia paham dari gelagat tidak enak Dayana ketika ia menyebutkan nama seorang Kayana tadi,

“Ah iya mas,”

“Eh Day, mana yang tadi? Udah dirapihin belum?” Ailesh tiba-tiba bertanya dengan nada yang bersemangat, membuat Dayana bingung bagaimana menunjukkannya,

Ia berpikir tidak mungkin ia tunjukkan kedepan mereka semua,

“Belum, belum dirapihin, soalnya tadi sibuk rapih-rapih,” ucap Dayana berbohong membuat Ailesh menghela napasnya kecewa,

“Day ada bahan masakan apa? Makan malem belum kan?” Aydan berdiri dari duduknya lalu membuka kulkas yang berada tidak jauh dari dirinya,

“Tadi Day beli bahan buat pasta mas, tapi bingung mau bikin apa,”

“Pasta apa?”

“Sphagetti,” ucapan Dayana langsung seorang Aydan berpikir,

Aydan menjetikkan kedua jarinya, “Aglio olio aja,” ucapan Aydan dibalas dengan anggukan dengan sedikit tersenyum oleh Dayana,

“Guys! Guys! Makan malemnya aglio olio aja ya,” ucap Aydan sedikit meninggikan suaranya, agar para saudaranya itu mendengarnya,

“Yaudah,”

“Oke,”

“Gas,”

ucapan-ucapan itu bergantian keluar dari mulut kelima saudaranya, membuat Aydan langsung bersiap memasak, Dayana terdiam sebentar menatap kearah keenam saudaranya itu, melihat kearah satu persatu ekspresi yang keluar dari mereka semua,

Edhan dan Affandra yang sedang memakai earphonenya dan seperti sedang berpikir, sedangkan Basudeo, Ailesh dan Avanesh terlihat menggerutu dengan wajah kesalnya dengan handphone digenggamannya yang dibuat miring, dan Aydan, yang sedang mencari beberapa bahan masakan didalam kulkasnya,

“Day? Day? Dayana!!” teriakan Affandra membuatnya tersadar dari lamunannya,

“Eh iya mas?” ucapnya seraya menatap kearah Affandra,

“Itu kamu dipanggil mas Aydan,”

“Eh?” Dayanapun langsung menolehkan kepalanya kearah Aydan yang langsung membuat semuanya tertawa,

“Mau ikutan masak gak? Kalo enggak duduk aja, jangan berdiri terus, pegel nanti,”

“Eh mau bantuin,”

Dan malam itu ketujuh Kentara bersaudara menghabiskan waktu mereka bersama, seraya berbagi cerita antara satu dengan yang lainnya, dan berharap hubungan mereka setelah ini menjadi sangat akrab dan dekat.