chapt. twenty-seven -
Citt
Bunyi decitan dari ban yang bergesekkan terdengar jelas dan kencang, tubuh keempat penumpang yang masih lengkap menggunakan kemeja putih dilengkapi dengan vest berwarna abu muda dan dilengkapi blazer abu tua itu terhuyung kedepan,
“LO GILA YA DEO?!”
“Sorry sorry mas Kayvan yang nyuruh ini,” ucap Basudeo yang masih memakai earphonenya, yang memang terhubung dengan Kayvan diujung sana,
“Makasih mas,” ucap Dayana, tubuhnya terselamatkan karena tangan kiri Basudeo dengan sigap menahan tubuhnya agar tidak terhuyung kedepan, kalau saja tidak ada rentangan tangan didepannya, bisa ia pastikan tubuhnya sudah terbentur dashboard didepannya,
Basudeo hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya,
Sekarang kalian diem dulu dimobil, jangan keluar, kunci pintunya aja, ucap Kayvan memerintah lagi diujung telepon sana,
Brakk
suara tabrakan kencang terdengar dari arah belakang, Basudeo dengan sigapnya merentangkan kembali tangan kirinya yang terbebas dari apapun,
Edhan yang tepat dibelakang Dayana mengelus lembut lengan kanan bagian atasnya, menyalurkan ketenangan dari dalamnya, sedangkan Basudeo langsung menggenggam tangannya,
Halo Deo? Baik baik aja kan? Siapa yang nabrak? suara Kayvan terdengar dari ujung sana,
“Rush, hitam, B 2889 JIK, sticker KF bulet hitam dikaca belakang,” ucap Basudeo kepada Kayvan, menjabarkan mobil yang baru saja menabraknya yang tak lama langsung pergi itu,
Ada mobil depan lo, platnya apa? Mobilnya apa?
“BMW, biru, B 28 BTN, itu mas Tio?” ucapan Basudeo langsung dibenarkan oleh Kayvan diujung telfon,
Keduanya sama sama menghela napasnya, disusul oleh Edhan, dan Aydan yang juga berada disana,
Edhan dan Aydan yang sudah terbiasa dengan situasi seperti ini terlihat lebih tenang, terlebih Basudeo juga yang masih menggenggam tangan Dayana dengan erat, sedangkan Dayana, lidahnya terlalu kelu untuk mengucapkan apapun yang ada dipikirannya,
Basudeo mengalihkan pandangannya kearah Dayana, lalu tersenyum, “kita turun ya,” ucapnya dengan nada yang lembut,
Tak lama dari itu, pintu mobil disamping Dayana terbuka, Aydanpun langsung membuka seatbelt yang Dayana pakai, lalu menuntunnya untuk keluar dari mobil,
“its okay, we're here,” ucap Aydan dengan nada sedikit lembut yang hanya bisa didenger oleh Dayana saja,
“Mas,” ucap Edhan dan Basudeo bersama, Tio langsung membalasnya dengan sedikit menundukkan kepalanya, walaupun mereka berempat jarak usianya dibawahnya tetapi dalam pekerjaan, mereka masih atasannya,
“Silahkan yo, semuanya udah dicek, biar mobil yang ini saya yang bawa,”
“Biar saya aja mas yang bawa,” ucap Edhan yang langsung menyambar kunci yang diberikan Tio kepada Deo, “Lo dibelakang aja sama Aydan,”
Aydan yang masih merangkul pinggang Dayana langsung membuka pintu mobil penumpang didepannya, membantu Dayana untuk duduk dan tak lupa memakaikan seatbelt kepadanya, “Hai, look at me,” pinta Aydan yang langsung dituruti oleh Dayana, Aydan mengenggam kedua tangan Dayana yang berada dipangkuan Dayana itu, “You're save with us, okay? Kamu gak sendiri ada kita disini,” ucapnya seraya tersenyum manis kepada gadis bermata hitam legam didepannya yang masih terdiam tidak membalas apapun, tatapannya masih kosong, dan lidahnya juga masih kelu, serta tangannya yang sedikit dingin, menandakan dirinya sangat terkejut akan kejadian yang ia alami,
Basudeo masih terdiam pula, seraya banyak hal yang ia ketikkan kepada kakak tertuanya untuk melaporkan situasinya saat ini,
Edhan mengusap surai hitam sedikit kecoklatan itu dengan lembut, membuat sang empunya mengalihkan perhatian dari Aydan yang masih menggengamnya dengan tersenyum itu, Edhan hanya tersenyum dengan mata bulan sabitnya, ketika matanya itu bertemu dengan netra hitam legam milik Dayana, dengan masih mengusapkan tangannya pada surai hitam kecoklatan itu, membuat Dayana lambat laun tersenyum,
“Nah gitu dong, berangkat lagi kita,” ucapan Aydan membuat Basudeo langsung melihat kearah depannya, dan pemandangan yang dilihatnya membuat dirinya tersenyum senang, ntahlah pandangan didepannya membuat dirinya menghangat,
“Mesra-mesraan aja terus lu bertiga, gue disini patung kok,” Basudeo mengucapkannya dengan nada merajuk yang dibuatnya, membuat ketiga orang yang dimaksudnya langsung mengalihkan pandangan kearahnya,
“Gue kira lo shock juga anjir,”
“Biasanya sok jagoan lo,”
ucap Aydan yang langsung disusul oleh Edhan tanpa jeda, membuat ketiganya sedikit tertawa, dengan Basudeo yang membuat ekspresi sedikit dibuat seakan merajuk kepada ketiganya.