chapt. thirty-second -

“YA LO LAGIAN KENAPA SIH KALO BANGUNIN ORANG HARUS GITU?!”

“Tau nih! Gue jadi sakit kepala tau mas,”

“Udah kaya satpol pp lagi ngegrebek tempat asusila anjir,”

Suara meninggi dari Kegan diikuti oleh Edhan dan terakhir Aydan menyambut Dayana yang baru saja keluar dari kamarnya setelah ia sudah siap memakai baju olahraganya,

“Ini ada apasi?” bisik Dayana pelan dikuping Ailesh, yang langsung membuat seorang Ailesh yang mendengar itu langsung memiringkan handphone yang sedang dipegangnya,

“Nih,” Ailesh menunjukkan sebuah video yang berasal dari instagram story milik Byantara dengan volume lumayan kencang, membuat Dayana langsung terkejut mendengarnya, suara ketukan pintu yang keras dilengkapi dengan lantunan nyanyian asal yang ia kenali itu suara seorang Basudeo dan Arvel melatar belakangi video tetap yang mengarah pada lampu tidur berbentuk bulat,

“Tapi kok gue gak kedengeran sih gedoran gitu?” tanya Dayana terheran,

“Iyalah gak denger Day, orang kamar lo, sama kamarnya Alesh dipasang peredam suara dari luar, makanya suara yang dari luar gak terlalu kedengeran,” ucap Anesh kepada Dayana, “Lagian ya kamar lu tuh dipojok soalnya, jauh dari kamarnya mereka mereka ini, sama gue juga,”

“Mas pilih kasih banget, masa si Affand gak digituin, cuman gue bertiga doang,” Affandra yang disebut namanya oleh Basudeo tadi langsung menatap Basudeo dengan tajam,

“Ya emang lo berani bangunin dia gitu?” Aidan membisikkan jawabannya kearah telinga Basudeo agar tidak terdengar oleh si empu yang punya nama, bisikkan Aidan langsung dibalas gelengan kepala oleh Basudeo,

“TERIAK TERIAKNYA MASIH PADA LAMA?” ucap Byantara dari lantai bawah rumah keluarga Kentara,

Arvel dan Domicia yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka semua dengan saling bersandar terduduk disofa ruang keluarga lantai atas rumah tersebut langsung bergerak turun ketika mendengar teriakkan dari Byantara, diikuti oleh beberapa saudaranya, Kegan, Aidan, Basudeo, Aydan, Edhan dan ketiga adik termuda mereka, Ailesh, Avanesh dan serta Dayana yang dirangkul pundaknya oleh Ailesh.

“Baju dari siapa itu kamu, Day?” ucap Kayvan ketika Dayana berhasil menginjakkan langkah terakhirnya dilantai bawah,

Dayana tampak berpikir, “Mas Daven,” ucapnya menjawab Kayvan, sebab memang tadi pagi-pagi sekali yang membangunkannya dengan perlahan itu Davendra seraya membawa beberapa setelan baju olahraga yang harus dipilihnya,

Kayvan melirik Davendra sejenak dengan tatapan tajamnya, lalu berlalu mendekat kearah Dayana dan memasangkan jaket abu-abu yang sempat ia pakai, lalu menaikkan resletingnya hingga menutupi sebagian tubuh Dayana, “Jangan dilepas,” ucapnya lalu berlalu mendekat kearah Davendra dan menepuk ujung topinya,

“Apasih? Orang tadi gue ngasihnya beberapa setel, itu Dayana yang milih kan?” seruan tanya Davendra langsung dibalas anggukkan oleh Dayana, “Tuh,”

“Udah lah mas, kan Dayana perginya sama kita, mau pake baju apa juga terserah dia deh,” Kegan mengucapkan itu guna menenangkan abang tertuanya yang memang sedikit posesif oleh adik-adiknya,

“Gue bisa berantem kok mas,” Edhan mengucapkannya seraya memakaikan topi yang ada ditangannya ke kepala Dayana, “Takut panas,”

Para mas tertuanya yang mendengarkan ucapan Edhan hanya bisa memutarkan kedua bola mata mereka pertanda muak dengan omongan adiknya itu, “Begaya berantem berantem, tapi giliran mas Rama yang dateng ke sekolah ketar ketir,” ucap Basudeo membalas ucapan Edhan tadi yang langsung membuat Edhan mengejarnya yang memang sudah berlari keluar terlebih dahulu,

“Yaudah yuk,” Davendra langsung memakai topinya, dan berlalu disusul oleh ketiga belas saudaranya yang lain.


Waktu sudah menujukkan pukul 11 siang, para Kentara bersaudarapun telah sampai lagi dirumah mereka, “Langsung pada mandi terus kebawah makan siang,” ucap Ramadella yang langsung disahuti oleh para adik-adiknya,

“Mas gue mau pergi dulu ya nanti, sore paling balik,” ucap Kayvan seraya meminum air yang telah ia isi digelasnya,

“IKUTTT,” ucap Davendra menyahuti ucapan Kayvan tadi,

“Apaan si Ven? Ngikat ngikut ngikat ngikut mulu,”

“Emang kenapa si? Mau pacaran ka-hmphh,” Kayvan langsung menutup mulut Davendra yang sedang berbicara,

“MAS KAYVAN PACARAN?” Ailesh langsung berteriak setelah mendengarkan ucapan abangnya itu,

“CIELAH ABANG GUE PACARAN NIH YEE,”

“KENALIN LAH BRO, CAKEP NIH PASTI,”

Suara Aidan dan Kegan dari lantai atas saling bersahutan dengan nada tinggi,

“MAS KAYVAN KALO MAU PACARAN, UANG JAJAN NAIK YAA!!” teriakan Basudeo terdengar juga dari lantai atas,

Kayvan yang tau akan terus menjadi bahan ejekan para adiknya itu hanya bisa pasrah, “Elu sih,” ucap Kayvan yang langsung menatap tajam pula kearah Davendra.