bertemu sang nona.


Melampaui jarak demi jarak, akhirnya kedua insan yang berada pada mobil BMW hitam keluaran terbaru itu sampai pada tujuannya, hamparan rumput hijau dengan beberapa nisan bertuliskan nama nama itu terlihat jelas disepanjang arah mata perempuan dengan blouse biru langit keluaran designer ternama yang dipadukan dengan rok putihnya dan sepatu ketsnya itu, wajahnya menampilkan tanda tanya besar yang ia langsung tujukan pada seorang laki-laki berpakaian hitam disampingnya,

“Yuk turun,” ucapnya sebelum akhirnya keluar dari mobil yang mereka kendarai, dan membukakan pintu mobil sang perempuan berpakaian biru langi itu, “Gapapa, ada gue,”

Langkah demi langkah mereka pijakan, hingga akhirnya mereka sampai pada satu nisan dengan nama yang selama ini terus ada dipikiran sang laki-laki berbaju hitam itu, Arshena Angel Tira, perempuan yang telah mencuri hati seorang Aidan Zavier Kentara sepenuhnya.

“Hai cantik, udah lama ya aku gak kesini, tapi setiap harinya aku selalu mastiin kalau bunga yang ada disini selalu ganti sesuai dengan bunga-bunga yang kamu suka. Cantik, hari ini aku gak sendiri, gak sama Arvel atau Cia juga, tapi sama..” ucapannya menggantung seraya mengarahkan untuk perempuan disampingnya ikut mendekat,

Perempuan itu terdiam, tercekat lebih tepatnya, ia tidak menyangka akan seperti ini, tidak menyangka akan merasakan gejolak kesedihan seperti ini, perempuan itu mengenal dengan jelas siapa pemilik nisan ini, tapi bibirnya kelu, ia hanya memandang lurus kearah nisan didepannya, bergantian dengan laki laki yang masih ntah merapalkan doa atau kalimat-kalimat rindunya.

Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, mengapa harus hari ini mereka bertemu? mengap harus pada situasi ini ia bertemu? mengapa harus berhubungan kembali satu sama lainnya.. Pikiran demi pikiran itu terlintas dikepala, Pradira Julian Delion, seorang perempuan yang baru saja dikenalkan oleh Aidan Zavier Kentara kepada mendiang perempuan terkasihnya itu.

You're okay Dir?

“Hah? Iya, I'm okay kok, cuman agak terik ya,” ucapnya asal kepada laki-laki disampingnya yang tercetak jelas pada wajah laki-laki itu bahwa ia khawatir dengan perempuan disampingnya.

Dan selanjutnya, Nona, Tuanmu kini sepertinya telah bertemu dengan bahagianya lagi, telah melabuhkan dirinya pada Nona yang lainnya, hingga akhirnya muncul pertanyaan boleh kah Nona yang lainnya itu memikat Tuanmu seperti dirimu dahulu yang memikatnya?