102.7 NEO FM
Laki-laki berambut hitam dengan turtle neck hitam yang ia pakai fokus memutar stir kemudi dari mobil putih yang ia kendarai, sedangkan penumpang disampingnya tidak henti-hentinya menunduk seraya menautkan kedua tangannya dengan gelisah, sebenarnya laki-laki dengan kaos putih dibalut jaket denim jeansnya itu tidak terlalu mengerti apa yang ia rasakan saat ini,
“Yo, napa sih?” ucap seorang laki-laki dibelakang kemudi kepada orang disampingnya,
Laki-laki yang dimaksud pun langsung menengokkan kepalanya dengan sedikit terkekeh, “Gak ngerti gue juga, kaya gue ga enak sebenernya Fand buat ketemu dia,”
“Itu udah 3 tahun lalu, udahlah lupain,” “Lagian dia juga udah lupa kali,”
“Iya kali ya, guenya aja yang terlalu perasa gak sih,” Basudeo bertanya kembali kepada kembarannya untuk meyakinkan dirinya sendiri perihal hal yang menganggu dirinya sekarang,
Affandra terkekeh lalu menganggukkan kepalanya, “Iye udah ayo,” Iapun lalu menepuk pundak kembarannya itu, membuat kembarannya langsung menghela napasnya perlahan seraya memejamkan matanya sebelum akhirnya turun dari mobilnya itu,
Basudeo perlahan membawa dirinya masuk kedalam gedung berwarna hitam didepannya, membuka perlahan pintu kaca didepannya, mempersilahkan kembarannya terlebih dahulu untuk masuk, dan kemudian dirinya seraya menarik rambutnya kebelakang guna menghilangkan kegelisahannya lagi,
“Oh, akhirnya kalian dateng,” ucap seorang perempuan didepan mereka dengan rambut diikat satu,
“Gimana Han? Telat ya gue?” ucap Basudeo kepada perempuan itu, Hana, seorang manager dari awal karirnya itu,
“Enggak enggak belum,” “Lu dimakeup dulu Yo, soalnya kan sekalian rekam video juga,”
“Tipis aja ya,” ucap Basudeo seraya berlalu bersama kembarannya yang mengikutinya, berjalan seraya mengobrol hal tidak penting dengan kembarannya sesekali tertawa karena ucapan kembarannya itu,
Namun tiba-tiba tubuhnya bereaksi menolak, membuat dirinya tiba-tiba berhenti dari pembicaraan serta langkahnya, membuat kembarannya menatap dirinya dengan heran, “Yo? Kenapa dah lu?” membuat Affandra yang disampingnya langsung melihat kearah pandangan yang dilihat Basudeo,
Disana, didepan mereka, diarah pandangan mereka terlihat seorang perempuan dengan kaos hitam dibalut vest berwarna coklat susunya itu sedang mengobrol dengan seseorang yang diyakini menjadi partner dari dj radionya, Basudeo mengenal siapa keduanya, terlebih perempuan manis dengan senyum yang terpatri diwajahnya saat ini, perempuan dengan mata hazel dengan senyum yang indah menurutnya itu masih seperti 3 tahun lalu, masih sama seperti seorang perempuan yang 3 tahun lalu selalu menemaninya, yang 3 tahun lalu masih menjadi seseorang yang ia selalu sematkan dalam segala harinya, tapi hal itu tidak lagi, semenjak dirinya memutuskan untuk berhenti mengejar dan berharap kepada perempuan itu.
“Yo, yuk langsung ke studio aja,” ucapan Hana, sang manager menghancurkan lamunannya itu,
“102.7 NEO FM, balik lagi sama Junio dan Anin disini, wah gak kerasa ya kita tadi udah ngobrol ngobrol tentang banyak hal ya, Nin.”
“Bener banget Jun, sekarang kayanya nih segment yang ditunggu banget gak sih sama para listener di sore hari ini,”
“Ya gimana gak nungguin ya, temen ngobrol kita sore ini lagi hits banget lagu dan albumnya, udah gitu gue denger-denger nih mini albumnya sekarang tuh jadi yang terlaris pertama juga penjualannya,”
“Kalau yang gue denger sih ya Jun, mini album dia nih mini album special,”
“Pake telor gak nin?”
“Pake deh kayanya,” ucap perempuan itu dengan senyuman dengan sedikit tertawaan dibelakangnya, “Yaudahlah, langsung aja gak sih?”
“Langsung aja dong, penyanyi hits, dengan lagu dan album yang memuncakki chart dimana-mana, dengan music video yang udah mencapai 500ribu views hanya dalam 3 hari aja, Basudeo Haris,” ucap laki-laki bernama Junio dengan suara yang sedikit diseretnya guna menambah intensitas kebahagiaan yang ingin ia sampaikan,
“Yo yo yo whatsup,” ucap Basudeo merespon sesi perkenalannya tadi,
Obrolan demi obrolan terlontarkan dari mereka bertiga, tak jarang suara renyah tertawa dari ketiganya juga menghiasi obrolan mereka guna mengawali topik utama mereka sore ini,
“Udah udah basa-basinya, jadi gimana nih Yo, cerita dari album lo ini,” ucap perempuan itu seraya mengalihkan pandangannya kearah lawan bicaranya yang dimaksud dengan sedikit kaku,
“Nah bener bener Nin, kan tadi katanya Anin nih album “US” lo ini album special gitu kan, nah apa sih yang buat special dari album ini?”
Basudeo menganggukkan kepalanya tanda mengerti akan obrolan yang mereka maksud, “Jadi album ini tuh kenapa gue bilang special karena album ini tuh gue dedikasiin untuk keluarga besar gue sih, jadi kaya after all that madness yang kita lewatin semuanya akhirnya kaya gue udah melepaskan perlahan gitu loh,”
“Oh i see i see, berarti tuh judul album US itu bukan berarti hubungan lawan jeni gitu ya? Soalnya in the first place gue kira ya ini nyeritain tentang kisah cinta lo gitu,”
Basudeo melirik sebentar kearah perempuan didepannya kala mendengarkan ucapan dari Junio itu, matanya melihat rasa tidak nyaman yang terpancar dari perempuan itu, “Enggak enggak, semua lagu gue bener-bener nyeritain tentang keluarga besar gue,”
Kedua DJ radio itupun menganggukan kepalanya, “Hm gitu, nah kan album ini tuh lo dedikasiin untuk keluarga lo nih, nah boleh gak sih diceritain tentang kisah dibalik lagunya, dari yang main track dulu lah, wounds ya?”
“Iya, wounds“
“Gue pas denger awal tuh kaya wah happy ya lagunya gitu kan, karena lo milih nadanya dengan sedikit upbeat r&b gitu, tapi pas gue cari liriknya kok kaya sedih banget gitu, soalnya disana pun lo mention sedikit tentang therapist gitu kan, so i guess its all about your mental healing, gak sih?”
Basudeo sedikit terkekeh, “Iya bener bener, yang wounds tuh emang ceritain tentang healingnya gue beserta para saudara gue dari peristiwa beberapa tahun lalu itu sih, makanya disana gue juga bilang kan kalo my wounds atau luka gue tuh kata mereka bakalan hilang seberjalannya waktu gitu, terus buat yang lainnya kaya a movie, been a while, sama december tuh sebenernya kaya nyambung gitu sih, awalnya yang december nyeritain tentang ya peristiwa itu terjadi karena itu pas banget ditanggal 01 desember kan ya, terus setelahnya a movie nyeritain ya tentang kaya hidup kita semua kaya film yang tiba-tiba alurnya berubah gitu, terus terakhir yang been a while karena ya tahun ini udah 12 tahun lebih berlalu dan kaya gak kerasa aja ternyata udah lama banget gitu,” ucap Basudeo dengan panjang lebar, dengan senyuman yang masih setia terpatri diwajahnya itu,
“Nah terus yang terakhir day-by, itu gimana?”
“Itu nyeritain tentang keadaan kita semua sih, setelah semua cucu mendiang kakek, nenek dan orang tua kita semua, kenapa dipilihnya day-by karena sebenernya 40-50% lagu ini gue maksudin buat my little sissy sih,”
“Oh nah talk about your little sissy, she okay right? Soalnya kaya gue kan sering ya ketemu sama Dayana, Aydan dan Edhan dibeberapa acara pressconnya dia,”
“Baik kok baik, tadi gue baru lunch bareng sama dia sama Aydan dan Edhan juga,”
“Ngomong-ngomong masalah itu juga ya, gue juga salut sih sama kedekatan kalian,” ucap Anin yang akhirnya bersuara, “Soalnya kita kan udah kenal dari SMA ya, terus kuliah juga, walau kuliahpun cuman sebentar gitu kenalnya karena gue sempet harus pindah-,”
“Oh maksudnya ini lo sombong ya, pamer udah kenal dari lama gitu ya,”
“Enggak enggak gak gitu,” ucapan dari perempuan itu pun diakhiri dengan tawa ketiganya juga yang membuat perempuan bernama Anin itu langsung salah tingkah,
Obrolan mereka berlanjut semakin intens dan menarik, hingga tak terasa telah 45 menit waktu berlalu mereka habisi,
Basudeo menyeruput americano yang tadi diberikan kembarannya kepadanya, “Keren lo,” Affandra mengucapkannya yang langsung dibalas seringai oleh kembarannya itu, “Cih, nyesel lah gue,”
Basudeo dan Affandra keluar dari gedung hitam berlantai dua itu dengan bersamaan, berjalan ke arah mobil putih suv yang tadi mereka kendarai, mata Basudeo tiba-tiba melihat kearah satu titik yang menarik perhatiannya, “Udah ayo, entar makin flashback lagi lu,”